Dinamika Cinta di Usia Remaja

Melodylan merupakan film drama romansa remaja Indonesia yang dirilis pada tanggal 4 April 2019 lalu. Film ini diadaptasi dari novel dengan judul yang sama karya Asri Aci, yaitu Melodylan (sebelumnya telah dipublikasikan di Wattpad dan sudah dibaca lebih dari 34 juta kali). Film ini disutradarai oleh Fajar Nugros dan diproduseri oleh Rajesh Punjabi. Fajar Nugros dan Rajesh Punjabi memilih aktor dan aktris muda yaitu Devano Danendra dan Aisyah Aqila untuk membintangi film ini. Karena film ini diadaptasi dari novel, Endik Koeswoyo dipercaya menulis skrip.

Sesuai judulnya “Melodylan” dua tokoh utamanya adalah Melody (Aisyah Aqilah) dan Dylan (Devano Danendra). Film ini menceritakan tentang kisah cinta yang tak berujung antara sepasang kekasih. Sebagai siswi baru, Melody sudah menyebabkan kehebohan di seluruh penjuru sekolah karena tersebarnya kabar bahwa Dylan mengantarkannya pulang. Memang Dylan adalah cowok populer di sekolahnya, namun dia sendiri hanya menyukai Bella (Zoe Abbas Jackson), teman masa kecilnya yang mengidap penyakit sejak lama. Di sisi lain, Bella ternyata sudah lama menyimpan rasa kepada Fathur ( Angga Aldi Yunanda), yang ternyata menyukai Melody.

Usaha para tokoh dalam memerankan film ini patut diacungi jempol. Mereka mampu menghadapi kondisi cinta yang bertepuk sebelah tangan dan berusaha menyembuhkan rasa sakit hati tersebut. Para tokoh memerankan film ini dengan sangat emosional, dengan porsi akting yang pas dan tidak berlebihan. Melody dengan sifatnya yang tertutup dan keras kepala disandingkan dengan Dylan yang cuek dan sulit membuka hati untuk wanita lain, membuat hubungan mereka jauh dari kata menarik. Justru hubungan sahabat mereka Anna (Yasmin Napper) dan Angga (Indra Jegel)-lah yang lebih berkesan karena kekonyolan tingkah mereka. Walaupun ini adalah film layar lebar, tetapi ditampilkan dengan jalinan alur episodik, yang membuat film ini layaknya kumpulan bab-bab novel. Dengan latar yang beragam, film ini jauh dari kata monoton. Sutradara berhasil menciptakan suasana berbeda di setiap bagian ceritanya.

Dalam film ini, disampaikan pesan-pesan yang tentunya memberikan kesan positif bagi penontonnya. Apalagi bagi para remaja yang masih labil dalam menjalin sebuah hubungan. Film ini juga menyajikan nilai-nilai seperti nilai moral, nilai budaya, nilai pendidikan, dan nilai sosial yang memang biasanya terdapat di genre film yang serupa. Akan tetapi, selain itu, Saya belum bisa menemukan simbol-simbol dengan nilai signifikan yang khas milik film ini untuk dihadirkan buat pembaca.

Dari segi tematis, dibandingkan dengan film karya Fajar Nugros lainnya, Film Melodylan ini sedikit monoton karena berkutat seputar kehidupan anak remaja yang dinamikanya bisa dikatakan itu-itu saja. Bisa dirasakan ketika unsur komedi mulai dihilangkan, filmnya sedikit membosankan. Konflik-konflik yang seharusnya lebih rumit seperti yang ada di dalam novel menjadi terkesan dipaksakan. Peralihan bagian cerita yang satu dengan yang lain terkesan kasar, nyaris tanpa narasi penghubung. Masih ada konflik dalam film yang belum diketahui apa penyebabnya. Bagaimana mungkin Dylan begitu cepat mengaku kepada Bella bahwa dia sudah memiliki rasa kepada Melody? Apa yang terjadi sehingga Dylan tidak pamit kepada Melody untuk mengunjungi Bella yang kondisinya kembali memburuk? Momen penutupnya kurang berhasil menciptakan suasana yang emosional karena tidak dijelaskan mengapa dan kemana Dylan yang tanpa pamit menjauh dari Melody, hanya meninggalkan sebuah CD berisi video perpisahan yang disiapkan Dylan untuknya.


Disempurnakan dari tulisan Yemima Girsang, siswi XII IPA SMA Budi Mulia Pematangsiantar, T.P. 2019-2020

Sakura yang Rontok 5 Centimeter tiap Detik

Byōsoku 5 Centimeter (Byōsoku Go Senchimētoru, 5 Centimeters Per Second, 5cm/s, atau “Lima Sentimeter per Detik”) merupakan sebuah film anime Jepang tahun 2007 oleh Makoto Shinkai. Dirilis oleh studio CoMix Wave Films, anime dari genre Slice of Life ini tamat ditayangkan pada tanggal 22 Januari 2007. Byosoku adalah sekuel ketiga. Selengkapnya Ōkashō (桜花抄), Cosmonaut (コスモナウト), dan Byōsoku 5 Senchimētoru (秒速5センチメートル) dengan total waktu tayang keseluruhannya adalah satu jam. Sebagaimana film-filmnya yang sebelumnya, soundtrack film ini digubah oleh Tenmon.

DVD Byōsoku 5 Centimeter dikeluarkan pada tanggal 19 Juli 2007. Novel 5 Centimeters Per Second yang merupakan pengembangan cerita dari versi filmnya juga dibuat Versi manganya yang berbetuk serial diterbitkan oleh Afternoon mulai bulan Juli 2010, diilustrasikan oleh Seike Yukiko.

Film ini bercerita tentang kisah kehidupan Takaki Tōno dan Akari Shinohara dari masa kecil hingga dewasa. Takaki Tōno dengan segera bersahabat dengan Akari Shinohara saat mereka berdua baru saja pindah pada Sekolah Dasar yang sama. Setelah tamat mereka sempat berpisah namun Takaki pindah kesekolah Akari. Mereka semakin dekat dan berencana mengungkapkan perasaan mereka. Tetapi tidak pernah kesampaian, hingga akhirnya mereka terpisah dan menjalani kehidupan masing-masing.

Makoto Shinkai telah mengatakan bahwa, tidak seperti film-filmnya sebelum ini, Byōsoku 5 Centimeter tidak mempunyai elemen fiksi ilmiah maupun fantasi seperti karya sebelumnya yaitu Hoshi no Koe (Voice of the Distance Star atau “Suara Bintang nan Jauh”) dan Kumo no Mukō, Yakusoku no Basho (Beyond the clouds, the promised place, The Place Promised in Our Early Days atau “Menembus Awan, Tempat yang Dijanjikan”) di dalam penceritaannya. Sebaliknya, film ini mencoba untuk mengisahkan dunia sebenarnya dari perspektif yang berbeda. Film Makoto ini memberi sebuah pandangan yang lebih realistik akan halangan yang dihadapi manusia, waktu, ruang, dan cinta. Film ini diterjemahkan sebagai “5 Sentimeter per Detik”, berdasarkan kecepatan kelopak bunga sakura yang rontok, dimana kelopak bunga merupakan representasi metaforikal manusia, mengenai kehidupan dan bagaimana manusia yang memulai kehidupan bersama akan berangsur-angsur berpisah dalam kehidupan mereka sendiri-sendiri.

Tiap-tiap bagian memberikan sketsa kecil yang menyenangkan, tetapi secara menyeluruh mereka menggambarkan gambaran lebih besar mengenai perkembangan hidup dan cinta. Ending-nya, yang berbeda dari kebanyakan karya Shinkai sebelumnya, menjadi kontroversial dan membuat beberapa penggemar menjadi tidak puas, karena terbuka untuk berbagai interpretasi. Sebagian merasa bahwa film tersebut berakhir tanpa memberikan penyelesaian apapun. Sebenarnya, jika mereka melihat kembali beberapa perkataan Takaki di Episode 2, saat bagian tersebut berakhir, dan bagaimana segalanya bergabung menjadi satu, akan menjadi jelas bahwa penyelesaian masalah bukanlah inti dari cerita. Bila Hoshi no Koe berusaha untuk mengelola hubungan sementara The Place Kumo no Mukō, Yakusoku no Basho meneguhkan kembali suatu hubungan, Byōsoku 5 Centimeter menceritakan bagaimana bergerak dari koneksi masa lalu, tentang menemukan jalan untuk menjadi bahagia di masa sekarang daripada hanya bersedih atas apa yang hilang selama ini. Dengan pengertian itu Byōsoku 5 Centimeter menjadi karya Shinkai yang paing dewasa dan komplikatif hingga sekarang.

Banyak juga penggemar Film Anime karya Makoto Shinkai yang tidak terima dengan Ending film Byōsoku 5 Centimeter karena pada akhirnya, Takaki dan Akari tidak bersama (menikah atau pacaran). Akari sudah memiliki tunangan yang bernama Taichi. Mereka sempat berpapasan di rel kereta api seperti masa kecil mereka. Namun, alih-alih menunggu kereta apinya lewat, Takaki lebih memilih untuk berpaling dan melangkah maju.

Sumber: Wikipedia, My Anime List, Fandom


Disempurnakan dari tulisan Joy Cristabel Sinaga, siswa XII IPA SMA Budi Mulia Pematangsiantar T.A. 2019-2020

 

Biar Aku yang Pergi

Biar Aku Yang Pergi

Key: G
[Intro]
G D Bm C D
G Bm Am D
C D

[Verse]
G D Bm Am
Tak kusangka..semua seperti ini
G D Am D
Semua yang indah berubah jadi sirna
G D Bm Am
Tak habis pikir..kau tega seperti ini
G Am C D
Meninggalkan aku tanpa suatu kepastian
Am
Ku hanya bisa berharap
G
Kau bahagia disana
C
Dengan dia pilihanmu

D
Walau dia sahabatku

[Refrain]
C D
Biar aku yang pergi
G Em
Biar aku yang tersakiti
Am G
Biar aku yang berhenti
D
Berhenti mengharapkanmu
C D
Oh Tuhan kuatkan aku
G Em
Menerima semua ini
Am G
Jika dia memang untukku
C D G
Kuharap kembalikan dia padaku

[Interlude]
G Am Em D

[Verse]
Am
Ku hanya bisa berharap
G
Kau bahagia disana
C
Dengan dia pilihanmu
D
Walau dia sahabatku

[Refrain]
C D
Biar aku yang pergi
G Em
Biar aku yang tersakiti
Am G
Biar aku yang berhenti
D
Berhenti mengharapkanmu
C D
Oh Tuhan kuatkan aku
G Em
Menerima semua ini
Am G
Jika dia memang untukku
C D G
Kuharap kembalikan dia padaku

[Interlude]
C D G Em
Am G D E

[Refrain]
D E
Biar aku yang pergi
A F#m
Biar aku yang tersakiti
Bm A
Biar aku yang berhenti
E
Berhenti mengharapkanmu
D E
Oh Tuhan kuatkan aku
A F#m
Menerima semua ini
Bm A
Jika dia memang untukku
D E A
Kuharap kembalikan dia padaku

[Refrain]
D E
Biar
yang berhenti
E
Berhenti mengharapkanmu
D E
Oh Tuhan kuatkan aku
A F#m
Menerima semua ini
aku yang pergi
A F#m
Biar aku yang tersakiti
Bm A
Biar aku Bm A
Jika dia memang untukku
D E Bm A F#m
Kuharap kembalikan dia padaku…

D E A
Oh Tuhan kembalikan dia padaku..


Biar Aku yang Pergi dinyanyikan oleh Alvaro Maldini Siregar. Lagu yang ditulis oleh Aldy Maldini dan Aan Story (arr. Jeffrey Stefanus dan Aan Story) ini dirilis pada tanggal 4 Juni 2017 melalui akun Youtube Aldy Maldini. Diterbitkan oleh PT EKSIS BANGET INDONESIA, Biar Aku yang Pergi merupakan single kedua dari Aldy, dimana single pertamanya berjudul Terimakasih Sahabat.

Video lirik berdurasi 4:07 ini menceritakan seorang laki-laki dan sahabatnya yang menyukai satu perempuan yang sama. Dalam lagu tersebut, dia harus merelakannya karena gadis impiannya lebih memilih sahabatnya. Dia berharap agar perempuan tersebut bahagia bersama pilihannya. Walaupun begitu, ia juga berharap kepada Tuhan, bila gadis tersebut adalah jodohnya, mereka dapat dipertemukan kembali.

Tema dari lagu ini yaitu tentang pengalaman cinta yang dialami oleh sang pengarang. Proses kreatif dari single ini pun menyisakan cerita yang seru. Suara musik diatur seakan mengikuti suasana yang sedih. Pada lirik “ku hanya bisa berharap, kau bahagia disana, dengan dia pilihanmu, walau dia sahabatku” nada yang  tegas seakan meyakinkan pendengar akan harapan pengalaman cintanya. Divisualkan pula Aldy yang sedang bersedih, berusaha menerima kenyataan yang terjadi. Begitu dramatis, membuat pendengarnya sampai terbawa-bawa dalam suasana keadaan. Dengan warna dominan abu-abu yang mengambarkan kegalauan hati seseorang, rasanya pendengar cukup mudah memahami perasaan seorang lelaki yang berjuang menerima kenyataan cinta yang pahit.

Lirik lagu yang banyak berhubungan dengan kisah cinta remaja pada umumnya, dipadu dengan sound effect dan musikalitas mendayu-mendayu menjadi salah satu alasan mengapa lagu ini cepat mendapat tempat yang khusus di hati para remaja.


Disempurnakan dari tulisan Corry S Tobing, siswi XII IPA 5 SMA Budi Mulia Pematangsiantar T.A. 2019-2020

Rumpang

Rumpang

Pagi tadi aku masih menangis
Ada rasa yang tak kunjung mati
Ada seseorang di atasku
Menahan semua rasa malu

Sempat kuberpikir masih bermimpi
Dua Empat Tujuh tanpa henti
Matahari dan bulan saksinya
Ada rasa yang tak mau hilang

Aku takut sepi. Tapi yang lain tak berarti

Katanya mimpiku kan terwujud
Mereka lupa tentang mimpi buruk
Tentang kata “Maaf, sayang aku harus pergi.”
Sudah kuucap semua pinta
Sebelum kumemejamkan mata
Tapi selalu saja kamu tetap harus pergi

Sempat kuberpikir masih bermimpi
Bertahun berlanjut tanpa henti
Kulitmu yang memudar saksinya
Tetap rasaku tak pernah hilang

Aku takut sepi tapi yang lain tak berarti

Katanya mimpiku kan terwujud
Mereka lupa tentang mimpi buruk
Tentang kata “Maaf, sayang aku harus pergi.”
Sudah kuucap semua pinta
Sebelum kumemejamkan mata
Tapi selalu saja kamu tetap harus pergi

Banyak yang tak ku ahli
Begitu pula menyambutmu pergi
Banyak yang tak ku ahli
Begitu pula menyambutmu pergi
Banyak yang tak ku ahli
Begitu pula menyambutmu tak kembali

Katanya mimpiku akan terwujud
Mereka berbohong, mimpiku tetap semu


Lagu berjudul “Rumpang” ini diciptakan dan dinyanyikan langsung oleh Nadin Amizah yang merupakan single pertamanya. Sebelumnya pada tanggal 21 Juni 2018, versi live lagu “Rumpang” diunggah di akun Youtube Nadin dalam bentuk video. Dan karena tingginya permintaan dari para pendengar untuk versi rekam studio, maka lagu “Rumpang” versi studio akhirnya dirilis pada 14 september 2018 di berbagai layanan streaming digital audio  seperti Spotify, Joox, Apple Music, Deezer.

Petikan gitar akustik terdengar begitu mendominasi di sepanjang lagu, berpadu apik dengan suara lembut Nadin yang mampu membius pendengar. Alunan lagu yang sayup-sayup terdengar menyayat, semakin membuat kesan dalam video ini sangat dalam.

Lagu ini menceritakan tentang seseorang yang merasa tidak lengkap setelah ditinggal yang tercinta dan tidak bisa mengisi kekosongannya dengan pengganti lain yang sesuai dengan makna kata “rumpang”. Dalam musik videonya, ditampilkan seorang anak kecil yang selalu bermain dengan bonekanya, hingga menjelang akhir cerita boneka itu berubah menjadi sesosok ibu. Dan di awal video juga terlihat anak itu menggunakan garpu yang giginya tidak lengkap.

Tokoh anak di dalam video musik ini mewakili seseorang yang ditinggal oleh orang tercinta, salah satunya adalah ibu. Karena seorang anak yang kehilangan ibunya adalah hal paling menyedihkan. Anak kecil masih membutuhkan bimbingan dari serang ibu.

Lirik pada lagu ini pun ditulis dengan cantik. Saya tertarik pada lirik “Aku takut sepi, tapi yang lain tak berarti”. Menurut saya itu bermakna, sebenarnya banyak orang yang akan menemani, mencoba menghibur, berusaha memahami dan mengeti. Apapun kata orang untuk menghibur saat kehilangan, terasa bagai angin lalu, seperti omong kosong.

Karena yang pergi tak kembali.

Yang diinginkan tidak akan terjadi.

Dibandingkan dengan lagu Nadin yang lain seperti “All Good” yang bergenre pop EDM, Nadin lebih cocok membawakan lagu bergenre folk seperti “Rumpang” ini. Karena vibra yang dimilikinya cocok untuk membawakan lagu melow dan santai. Namun, lagu “All Good” juga tetap enak untuk didengar.


Penulis: Cherine Yaresya, siswi XII IPA 1 SMA Budi Mulia Pematangsiantar TA 2019-2020

Kumau Dia, tapi Agamanya Beda

Andmesh dan Kumau Dia

Rasanya pemerhati blantika musik Indonesia tidak asing lagi dengan Andmesh Kamaleng. Setelah lagu Cinta Luar Biasa, Hanya Rindu, Nyaman dan Jangan Ubah Takdirku, kini Andmesh Kamaleng kembali menciptakan lagu baru dengan judul Ku Mau Dia. Pertama kali dipublikasikan ke publik pada Rabu tanggal 22 November 2019 di halaman Youtube Hits Records, lagu ini  sudah ditonton lebih dari 24 juta kali.

Liriknya menceritakan tentang perjuangan cinta yang terhalang banyak perbedaan. Namanya juga sudah saling cinta, ya perlu diperjuangkan meskipun ada perbedaan yang menghadang. Supaya para pembaca mempunyai sedikit gambaran, berikut ini saya akan tuliskan lirik lengkapnya.

Kumau Dia

Oooh…

Kuharap semua ini bukan sekedar harapan
Dan juga harapan ini bukan sekedar khayalan
Biarkan ‘ku menjaganya sampai berkerut
Dan putih rambutnya jadi saksi cintaku padanya

Tak main-main hatiku
Apapun rintangannya kuingin bersama dia

Kumau dia, tak mau yang lain
Hanya dia yang s’lalu ada kala susah dan senangku
Kumau dia, walau banyak perbedaan
Kuingin dia bahagia hanyalah denganku

Biarkan ku menjaganya sampai berkerut
Dan putih rambutnya jadi saksi cintaku padanya

Tak main-main hatiku
Apa pun rintangannya kuingin bersama dia

Kumau dia, tak mau yang lain
Hanya dia yang s’lalu ada kala susah dan senangku
Kumau dia, walau banyak perbedaan
Kuingin dia bahagia hanyalah denganku

Bukan ku memaksa, oh, Tuhan
Tapi kucinta dia
Kumau dia

 

Kumau dia
Dan hanyalah dia

Aku mau dia, tak mau yang lain
Hanya dia yang s’lalu ada kala susah dan senangku
Kumau dia, walau banyak perbedaan
Kuingin dia bahagia hanyalah denganku

Bukan ku memaksa, oh, Tuhan
Tapi kucinta dia
Kumau dia
Hanyalah dia, Tuhan
Kucinta dia


Siapa Andmesh?

Andmesh kamaleng merupakan salah satu penyanyi dari Timur yang memiliki suara yang unik dan khas. Karna keunikan dan kekhasan suaranya maka Andmesh Kamaleng kini banyak masuk nominasi penghargaan bergengsi. Pada tahun 2019 dia masuk kedalam kategori Best Asian Artist Indonesia di MNET Asian Music Awards (MAMA) yang berlangsung di Nagoya Dome, Nagoya, Jepang pada 4 Desember 2019.  Saat itu Andmesh – yang tidak bisa datang di acara tersebut – tidak menyangka bahwa dia akan memenangkan penghargaan internasional prestisius tersebut. Tidak hanya itu, Andmesh juga mendapat penghargaan musik tertinggi di tanah air dalam kategori  Artis Solo Pop Pria Terbaik di Anugerah Musik Indonesia 2019 . Hingga kini, kariernya semakin naik daun.

Analisis Formal

Saya tertarik dengan Kumau Dia karena lagu ini tidak hanya mengartikan tentang perjalanan cinta dua orang muda-mudi yang berbeda agama saja, tetapi banyak arti lain yang dapat ditafsirkan dari lagu ini. Selain kosakatanya yang khas tetapi tetap mudah dimengerti, alunan musiknya sangat menyentuh hati para pendengarnya.

Kumau Dia menggunakan nada dasar C dengan intro C F G. Berikut chord lengkapnya.


C                          Cmaj7                    F
kuharap semua ini bukan sekedar harapan
C                  Cmaj7                             F
dan juga harapan ini bukan sekedar khayalan
Am              G                 C
biarkan ku menjaganya sampai
F
berkerut dan putih rambutnya
F        G                  Am
jadi saksi cintaku padanya
C
tak main-main hatiku
Bb               F                                            G
apapun rintangan yang ku ingin bersama dia

Reff :

C                      F              G
ku mau dia tak mau yang lain
C                        F
hanya dia yang selalu ada
Am                     G
kala susah dan senangku


Temponya santai sehingga para penikmat lagu yang sedang mendengarkan lagu ini dapat dengan mudah menerima pesan apa yang disampaikan. Dinamika suara yang khas milik Andmesh membuat Kumau Dia mendapat tempat khusus di hati penggemarnya.

Kumau Dia sekali lagi mengisahkan cinta beda agama yang sering kita jumpai di negara ini. Dua orang yang saling tulus mencintai tetapi terhalang karena berbeda agama, dan tetap tidak mau berpisah. Kumau Dia mengikuti jejak lagu sebelumnnya dari Andmesh. Sebut saja misalnya Hanya Rindu. Bahasa liriknya sama-sama padu, sederhana tetapi meninggalkan memori yang kuat di telinga dan hati pendengar, lalu menyanyikan kisah yang relate dengan banyak orang. Lagi-lagi hal ini menegaskan bakat dan kemampuan Andmesh sebagai penyanyi sekaligus pencipta lagu.

Terus, Mau Apa dengan Kumau Dia?

Dari segi iringan musik,  baik Kumau Dia maupun Hanya rindu memiliki ritme sedang dan nyaman didengar. Video klip yang dibuat untuk membumbui lagu tersebut juga sangat menarik, pesan visualnya mudah ditangkap. Ditambah lagi dengan paduan rapi antara scene dalam video musiknya.

Jika hendak memberi saran, barangkali ialah supaya Andmesh mencoba menggunakan bahasa kiasan dalam kemasan yang baru sembari tetap konsisten menyajikan makna yang kuat dan tegas lewat kosakata yang sederhana. Entah seperti apa caranya, tetapi penyair akan selalu menemukan lirik dan arti.

Pesan Moral

Menurut Saya pribadi sebagai anak milenial, seharusnya percintaan antardua insan beda agama ini sudah tidak terlalu dipermasalahkan karena pada zaman yang sudah sangat maju sekarang ini kita tetap dapat melangsungkan pernikahan meskipun dengan syarat dan ketentuan yang masih cukup rumit.


Dikutip seperlunya dari tulisan Elwanindo Damanik, siswa XII IPA 1 SMA Budi Mulia Pematangsiantar TA 2019-2020

 

Mencari Kutu Rambut

Hendra Gunawan, “Mencari Kutu Rambut”, Cat Minyak, Canvas 84cm x 65cm, tahun 1953

 

 

Hendra Gunawan adalah salah satu seniman lukis Indonesia. Dia pernah ditahan selama 13 tahun dimulai pada tahun 1965 hingga 1978. Selama didalam penjara beliau tetap berkarya membuat lukiasan bertema tentang kehidupan masyarakat pedesaan pada zamannya, seperti panen padi, berjualan buah, kehidupan nelayan. Ada salah satu karyanya yang berjudul “mencari kutu rambut” yang dibuat pada tahun 1953. Subject matter yaitu seorang wanita yang sedang duduk mencari kutu wanita lainnya yang tengah  memangku anak perempuanya yang memegang wayang. Lukisan ini dibuat dengan media cat minyak diatas kanvas dengan ukuran 84cm x 65cm.

Dalam lukisan “mencari kutu rambut” nampak Hendra menampilkan dua sosok wanita dewasa dengan memakai baju kebaya sederhana dengan rok menggunakan jarik, dan satu anak kecil yang sedang memegang wayang dengan dipangku salah seorang wanita dewasa. Wanita yang sedang mencari kutu menggunakan baju berwarna biru keputihan yang warnanya hampir sama dengan warna backgroun yang ingin ditampilkan dengan motif titik-titik berwarna-warni, dengan menggunakan rok dari jarik warna coklat, dengan rambut diikat.

Ekspresi wanita tersebut terlihat serius mencari kutu pada wanita yang kedua. Wanita yang kedua memakai baju kebaya sederhana juga berwarna putih dengan motif, dan menggunakan jarik dengan warna coklat namun hampir sama dengan warna tanah yang ditampilkan, wanita kedua terlihat rambutnya terurai panjang menandakan bahwa dia yang sedang dicari kutu rambutnya. Tanganya sedang memegang kapala anak kecil dengan rambut agak pendek dengan baju berwarna merah muda yang memegang sebuah wayang. Kemudian background berwarna biru dan terlihat seperti ada pohon. Lukisan ini cenderung menggunakan warna yang lembut dengan latar yang sederhana. Kemudian warna kulit ketiganya sama, coklat keputihan.

Lukisan yang cenderung bergaya ekspresionis ini menampilkan warna dan latar sederhana. Warna biru pada baju wanita pertama, kemudian warna tanah pada jarik wanita kedua. Kebaya sederhana merupakan pakaian tradisional Jawa yang sering dikenakan oleh wanita-wanita pada kesehariannya, dengan bertapihkan jarik sebagai kombinasi pakaian. Motif kultural Jawa semakin lengkap pada wanita pertama yang mengikat rambutnya sehingga mirip seperti disanggul. Adapun jidat kehijauan pada wanita kedua merupakan sebuah kebiasaan wanita di Jawa yang baru melahirkan. Rambut-rambut panjang yang terurai juga mengesankan bahwa itu wanita jaman dahulu yang masih kental dengan tradisi setempat. Akhirnya, wayang yang sedang dipegang anak kecil sebagai mainan menegaskan bahwa kebiasaan perempuan Jawa memiliki kebiasaan mencari kutu rambut.

Mengisi waktu senggangnya dengan duduk dan mencari kutu pada wanita lainnya, memomong anak kecil, dan kebaya seakan mewakili kebiasaan Jawa yang dipandang perlu untuk menjalin keharmonisan.

“Mencari kutu rambut” adalah ekspresi yang sederhana dan lugas. Gambaran yang jelas mendukung judul sehingga apa yang dipikirkan apresiator tidak jauh-jauh dari judul yang ditampilkan.

Namun ada sedikit yang menjadikan kekurangan.

Pertamabackground yang dibuat kurang menampilkan bahwa itu adalah kebiasaan masyarakat pedesaan. Terlalu sederhana dan tidak mendukung subject matter yang ditampilkan. Padahal biasanya orang yang mencari kutu rambut itu duduk didepan rumah.

Kedua, proporsi manusia asli mungkin kurang diperhatikan sehingga untuk kaki wanita kedua cenderung pendek.

Ketiga, warna latar dengan baju wanita pertama itu sedikit membingungkan karna warnanya menyatu, sama seperti warna tanah juga yang disamakan dengan jarik wanita kedua.


Diubah seperlunya dari tulisan William D. Manihuruk, siswa XII IPS 1 SMA Budi Mulia Pematangsiantar TA 2019-2020.

Belajar dari Hal-hal Buruk

Film Dua Garis Biru adalah sebuah film Indonesia yang dirilis pada tanggal 11 Juli 2019. Film ini disutradarai oleh Gina S. Noer dan diproduksi oleh Starvision Plus. Film yang dibintangi Angga Aldi Yunanda dan Adhisty Zara ini awalnya sempat ditolak oleh sejumlah pihak karena dinilai ‘melegalkan kebebasan’ dalam berpacaran.

Penolakan ini menjadi ironis karena – menurut hemat penulis – justru menunjukkan hakikat sebuah bangsa yang kecanduan moralitas yang hipokrit. Saking kecanduannya, sisi gelap selalu dilihat melulu sebagai sesuatu yang buruk. Orang tidak mau tahu bahwa kerap ada hikmah (silver lining) dari sebuah kisah, termasuk kisah kelam sekalipun.

Pelajaran terbaik tak selalu muncul dari hal-hal baik, tetapi justru  sering berasal dari hal-hal buruk.

Film Dua Garis Biru adalah sebuah kisah keluarga. Kisah ini menjadi teramat penting karena kini mulai terjadi pendangkalan keintiman dalam keluarga. Tidak ada manusia yang tiba-tiba muncul dari ruang kosong.

Semuanya selalu berawal dari keluarga. Sayangnya, saat ini definisi berkeluarga sudah sangat menggelisahkan. Berkeluarga disempitkan artinya sebatas sebagai cara untuk memperoleh keturunan, dan sampai disitu saja. Padahal, mestinya keluarga lebih luas dari itu.

Menurut Saya ini film yang sangat bagus. Saya belum pernah menemukan film drama remaja Indonesia yang seperti ini. Mulai dari ide cerita, detil, pengambilan gambar, sampai dialog, semuanya pas dan tidak asal. Semuanya memberikan pesan-pesan tersurat dan tersirat untuk kita para penonton. Kita dibuat terbawa dengan alur cerita dan konflik yang dialami para karakter karena konfliknya sangat relate bagi remaja dan orang tua.

Film ini juga membawa konflik yang menurut saya sangat berani, yaitu sex education (pendidikan seksualitas). Sex education adalah permasalahan yang sangat penting bagi remaja dan orang tua, tetapi topik tersebut selalu menjadi tabu dalam pembicaraan. Orang menganggap bahwa berbicara tentang seksualitas adalah sesuatu yang vulgar. Dua Garis Biru memperlihatkan akibat dari tabu tersebut. Kurangnya komunikasi antara orang tua dan anak mengenai sex education, berbuntut miskinnya literasi tentang seksualitas  yang akhirnya menjadi faktor risiko gagalnya orang tua dalam mendidik anak.

Pesan tersebut ditampilakan secara tegas dalam film ketika Bima dan ibunya sedang mengobrol sehabis sholat. Ibunya berkata, “Seharusnya kita sering ngobrol kayak gini.” Ini adalah sebuah tamparan bagi orang tua yang jarang punya waktu untuk mengobrol dengan anaknya.

Film ini memberikan kritik tendensius untuk orang tua. Statistik anak yang hamil di luar nikah tanpa ditanggungjawabi oleh kedua belah pihak (atau menghamili anak orang) cukup signifikan saat ini. Risiko kegagalan tersebut, disebabkan oleh kurangnya komunikasi antara orang tua dan anak terutama mengenai sex education. Orang tua selalu melarang anak mereka untuk berpacaran, tetapi tidak pernah memberi penjelasan.

Dua Garis Biru sekali lagi menyadarkan orang tua bahwa tanggung jawab mereka tetap ada, bahkan setelah mereka gagal mendidik anak mereka. Betapapun kecewa orang tua kepada anaknya, mereka akan tetap bertanggung jawab.

Akan tetapi, isi atau makna yang terkandung dalam film ini bisa saja diartikan lain oleh para remaja yang malah termotivasi melakukan hal yang sama seperti Dara dan Bima. Karena cerita ini diangkat dari kisah nyata, berarti remaja ini akan berpendapat bahwa melakukan hal yang sama seperti di film ini tidak seburuk apa yang mereka kira (buktinya kisah Dara dan Bima ini diangkat menjadi film Dua Garis Biru – entah pemikiran macam apa itu)

Namun, terlepas dari itu, film ini sangat patut diapresiasi dari segi visual, timing, dialog, pembawaan karakter antar pemain sangat baik sehingga hampir tak ada celah untuk dikomentari buruk, memiliki sisi positif dan negatif, juga penggambaran suasana yang bukan main. Film ini layak mendapat apresiasi yang pantas dari masyarakat dan juga kritikus yang lain.

Pokoknya, Dua Garis Biru memperi pelajaran tentang “sex education” yang sangat bagus dan wajib ditonton oleh kalangan remaja yang labil dan mudah terbawa pergaulan yang tidak baik.


Diubah seperlunya dari tulisan Paulus Zypo Manik, siswa XII IPA 5 SMA Budi Mulia Pematangsiantar TA 2019-2020

Kau Takkan Menyesal Mencintai Setiap Hari

Pada kesempatan kali ini, saya ingin menuliskan kritik terhadap lagu Every Day I Love You yang dipopulerkan oleh band legendaris Irlandia yakni Boyzone.

Supaya pembaca mempunyai sedikit gambaran, berikut saya tuliskan lirik selengkapnya:

I don’t know but I believe
That somethings are meant to be
And that you’ll make a better me
Everyday I love you

I never thought that dreams came true
But you showed me that they do
You know that I learn something new
Everyday I love you

‘Cos I believe that destiny
Is out of our control (don’t you know that I do)
And you’ll never live until you love
With all your heart and soul.

It’s a touch when I feel bad
It’s a smile when I get mad
All the little things I am
Everyday I love you

Everyday I love you more
Everyday I love you

‘Cos I believe that destiny
Is out of our control (don’t you know that I do)
And you never leave until you love
With all your heart and soul

If I asked would you say yes?
Together we’re the very best
I know that I am truly blessed
Everyday I love you

And I’ll give you my best
Everyday I love you


“Every Day I Love You” merupakan single terakhir dari Boyzone sebelum perpecahan mereka pada awal tahun 2000-an. Boyband asal Irlandia ini terdiri atas 5 personel, yaitu Keith Duffy, Stephen Gately, Mikey Graham, Ronan Keating, dan Shane Lynch. Proses perekaman lagu yang ditulis oleh Gary Baker, Frank Joseph Myers, dan Jerry Allan Williams ini dimulai dari Maret 1966 sampai dengan Januari 1997. Gary Baker dan Frank Joseph Myers dikenal sebagai penyanyi, penulis lagu, dan produser asal Amerika, sedangkan Jerry Allan Williams dikenal sebagai seorang penyanyi asal Swedia.

Lagu bergenre pop ini dirilis pada tanggal 22 November 1999. Lagu ini memuncak pada #3 di UK Singles Chart. Lagu ini telah menerima sertifikasi perak untuk pengiriman 200.000 kopi di Inggris. Lagu yang berdurasi 3 menit 42 detik ini telah ditonton 19 juta kali dengan 68 ribu likes, 2.2 ribu dislikes, dan 4 ribu komen di Youtube. Lagu berbahasa inggris ini dirangkai oleh pilihan kata yang membuat pendengarnya terjun ke dalamnya.

Saya tertarik untuk mengkritik lagu ini karena saya ingin melihat perbedaan makna yang terkandung di dalam lagu romantis era 90-an dengan lagu romantis era 2000-an.

Lagu ini bercerita tentang sepasang kekasih yang baru membina sebuah rumah tangga. Mereka berkomitmen untuk mengatakan “I Love You” setiap kali mereka akan berpisah. Setiap hari si pria pergi ke kantor dan sang wanita tinggal di rumah untuk mengurus rumah. Itu artinya setiap hari mereka mengucapkan “I Love You” satu sama lain.

Suatu hari mereka bertengkar dan tidak saling mengucapkan “I Love You” lagi. Si pria berangkat ke kantor, tetapi sebelum meninggalkan pintu rumah, tiba-tiba si wanita mengucapkan “I Love You” padanya, tapi ia tidak membalasnya. Beberapa jam kemudian, si wanita mendapat kabar bahwa suaminya mengalami kecelakaan dan telah meninggal. Si Wanita tidak menyesali apa yang telah terjadi karena sebelumnya ia masih sempat mengucapkan “I Love You” pada suaminya itu sebelum kecelakaan itu terjadi. Si wanita tetap tegar karena ia yakin bahwa ia dan suaminya itu akan terus mencintai setiap harinya.

Lagu ini bernada dasar D dengan tempo 82-85 M.M. (Andante) . Dinamika pada lagu ini diawali dengan dinamika lembut atau sering disebut dengan dinamika piano (p). Setelah masuk ke reff, volume agak dinaikkan sedikit sehingga membentuk dinamika agak keras atau sering disebut dengan dinamika mezzo forte (mf). Ketika hendak mengakhiri lagu ini, dinamikanya kembali menjadi dinamika piano (p).

Berikut adalah tampilan akor dari lagu “Every Day I Love You”

D G
I don’t know, but I believe
A D
That some things are meant to be
Bm G
And that you’ll make a better me
A D
Every day I love you
D G
I never thought that dreams came true
A D
But you showed me that they do
Bm G
You know that I learn something new
A D
Every day I love you

[Chorus]
A G Bm
‘Cos I believe that destiny
A D
Is out of our control
A G Bm
And you’ll never live until you love
G A
With all your heart and soul

[Verse]
D G
It’s a touch when I feel bad
A D
It’s a smile when I get mad
Bm G
All the little things I am
A D
Every day I love you

[Instrumental]
| D | G | A | D A |
| Bm | G Asus4 | A D | A D |

[Chorus]
A G Bm
‘Cos I believe that destiny
A D
Is out of our control
A G Bm
And you’ll never live until you love
G A
With all your heart and soul

[Verse]
D G
If I asked would you say yes?
A D
Together we’re the very best
Bm G
I know that I am truly blessed
A D
Every day I love you

[Outro]
Bm G
And I’ll give you my best
A D A D
Every day I love you, oh yeah


Lagu ini memiliki makna yang mendalam karena lagu ini dapat menggugah perasaan para pendengarnya. Melalui lagu ini, pendengar didorong untuk mengungkapkan cintanya kepada orang terkasih setiap harinya karena kita tak tahu bagaimana takdir yang telah direncanakan oleh Yang Mahakuasa. Dengan demikian, tak akan ada rasa penyesalan ketika orang yang kita kasihi itu harus pergi meninggalkan kita untuk selama-lamanya karena kita telah mengungkapkan rasa cinta kita kepadanya setiap hari.

Seperti yang telah Saya katakan di awal, Saya ingin membandingkan lagu romantis era 90-an dengan era 2000-an. Saya memilih lagu “Every Day I Love You” oleh Boyzone dan “Love Someone” oleh Lukas Graham.

“Love Someone” yang dirilis pada tanggal 7 September 2018 memiliki genre yang sama dengan lagu “Every Day I Love You” yaitu pop. Dilihat dari untaian liriknya, menurut Saya, lagu “Every Day I Love You” lebih unggul karena makna dan pilihan katanya lebih dapat menggugah perasaan si pendengar.

Dari segi musikalitas, Saya lebih mengunggulkan lagu “Love Someone” karena lagu ini dapat dibangun dengan simpel tetapi terkesan berkelas dengan pilihan alat musik akustik.

Sementara itu, “Every Day I Love You” – barangkali karena sudah sering didengar banyak orang, sehingga bagi Saya pribadi, membosankan.

Kesan Saya ini bisa saja berubah jika musikalitasnya diperkaya mengikuti perkembangan zaman ini tanpa menghilangkan keindahan makna lagu tersebut. Tentu saja ini bukan hal yang mudah. Tapi, siapa tahu ada yang mau mencoba. Barangkali salah satu dari pembaca sekalian.


Diubah seperlunya dari tulisan Nadya Winneke Purba, siswi XII IPA 1 SMA Budi Mulia Pematangsiantar T.A. 2019/2020

 

Mencinta Itu Tanpa Karena

Sebagai sebuah judul lagu, “Tanpa Karena” adalah frasa yang cukup mencuri perhatian penikmat musik. Meski Saya bukan seorang penikmat musik sejati, Saya termasuk salah seorang diantaranya. Judul yang sedikit ‘nyeleneh’ ini seperti hendak menubruk tembok rasionalitas yang umum kita pahami, yakni bahwa hukum kasualitas itu berlaku selama kita hidup.

Tanpa Karena awalnya dikenalkan oleh seseorang kepada Saya. Kemudian, saat senggang,  Saya mencoba untuk mendengarnya. Yuk, kita dengarkan bersama-sama.

Sekali lagi, selain menarik, Tanpa Karena juga ternyata mendorong. Buktinya, Saya terdorong untuk mendengarnya, lagi dan lagi.

Lagu ‘Tanpa Karena’ yang diciptakan dan dipopulerkan oleh Fiersa Besari atau yang biasa dipanggil ‘Bung’ ini dirilis pada tanggal 29 Oktober 2015 dalam sebuah Album Buku ‘Konspirasi Alam Semesta’ yang juga ditulis oleh Fiersa Besari.

Barangkali lagu ini tidak banyak diketahui oleh masyarakat karena lagu ini hanyalah bagian dari buku karangan Fiersa Besari juga, yakni ‘Konspirasi Alam Semesta’.


Berikut lirik lengkapnya.

Ku tak peduli kalau kau bukan yang termanis
Ku tak peduli kalau kau bukan yang terpintar
Kau istimewa walau terkadang menyebalkan
Ketidaksempurnaanmu menyempurnakanku

Kita punya seribu alasan untuk menyudahi
Kita punya sejuta alasan untuk melanjutkan

Rasa ini tak kenal kedaluwarsa
Tak perlu selamanya, cukup sampai ujung usia
Lewati susah-senang pantang menyerah
Karena aku menyayangimu tanpa karena

Kelak tatkala usia kita delapan puluh
Dan tidak mampu lakukan apa-apa lagi
Uban keriput memenuhi kepala kita
Ku ‘kan menemanimu di kursi goyang
Kita bercerita tentang masa muda

Rasa ini tak kenal kedaluwarsa
Tak perlu selamanya, cukup sampai ujung usia
Lewati susah-senang pantang menyerah
Karena aku menyayangimu tanpa karena

Menjadi orang pertama kulihat setelah bangun
Menjadi orang terakhir kulihat sebelum tidur

Rasa ini tak kenal kedaluwarsa
Tak perlu selamanya, cukup sampai ujung usia
Lewati susah-senang pantang menyerah
Karena aku menyayangimu tanpa karena

Tak perlu selamanya, cukup sampai ujung usia
Lewati susah-senang pantang menyerah
Karena aku menyayangimu tanpa karena

‘Tanpa Karena’ dibuka dengan intro dari suara gitar dan kemudian masuk vokal dari Fiersa Besari. Lalu puisi yang menjadi lagu ini perlahan menggugah telinga dan hati pendengar tentang perasaan terhadap seseorang tanpa adanya hukum kausalitas.

Meski tanpa amarah dan caci-maki, Fiersa Besari seolah ingin meneriakkan kepada setiap pencinta bahwa sesungguhnya tidak ada cinta yang datang dengan sebab akibat. Masalah dambaan hati tidak pernah “disebabkan”. Hati datang dengan caranya sendiri, bahkan kita tidak bisa memilih karena Tuhan yang memilihkan dan kita yang menjadi korban dengan konsekuensi kekecewaan dan bonus kebahagiaan. Ia pun melanjutkan penggambarannya bahwa untuk menyayangi seseorang tidak perlu selamanya, cukup sampai ujung usia  (yang lebih realistis tapi anehnya lebih romantis).

Pesan yang ingin disampaikan pada lagu ini ialah: Sayangilah tanpa harus ‘disebabkan’. Hukum Kausalitas tidak berlaku dalam urusan hati. Tidak dibutuhkan sebuah alasan untuk menyayangi. Walaupun ada kekurangan dalam diri, maka akan saling menyempurnakan.


(Disempurnakan dari tulisan Agnes Sitorus, siswi XII IPA 3 SMA Budi Mulia Pematangsiantar, TA 2019/2020)

Impian Sarang

Foto: Indoartnow

Deskripsi

Lukisan karya pelukis Mulyo Gunarso ini berjudul “Impian Sarang”. Karya ini digarap pada tahun 2012 dengan ukuran 130×150 cm menggunakan cat akrilik pada kanvas. Lukisan yang berjudul “Impian Sarang” tersebut menampilkan subject matter sebuah sarang burung dengan keadaan alam yang indah di dalamnya. Alam yang digambarkan berupa gunung dan persawahan yang keadaannya masih alami dan indah. Subjek pendukung pada lukisan berupa pohon kering tau mati yang terlihat seperti habis dibakar dan awan pada background yang digarap secara transparan. Unsur warna yang terdapat pada subject matter adalah : warna coklat pada sarang, warna hijau pada pepohonan, kuning pada sawah dan biru keabu-abuan untuk warna gunung. Sedangkan untuk background, terdapat warna putih dan abu-abu yang terlihat transparan.

Dari segi teknik pembuatan karya, lukisan “Impian Sarang” digarap dengan teknik dry brush yaitu teknik sapuan kering. Bentuk atau form dari karya Gunarso ialah realistik dengan gaya surealisme. Proses penciptaannya terlihat penuh persiapan dan cukup matang tercermin dari hasil karyanya yang rapi, rumit, dan tertata. Gunarso sepertinya asyik bermain-main dengan komposisi. Ia mencoba menyampaikan kegelisahanya dalam bentuk karya dua dimensi yang menyiratkan segala kegelisahan melalui torehan kuas di kanvas dengan pilihan warna- warna yang menjadi karakter dalam karya lukisnya.

Analisis Formal

Representasi visual ditampilkan dengan bentuk realis yang terencana, tertata dan rapi, sesuai dengan konsep realis yang menyerupai bentuk asli suatu objek. Penggunaan gelap terang warna juga telah bisa memvisualisasikan gambar sesuai nyata. Penggarapan background yang transparan dengan warna abu-abu kontras dengan warna sarang yang entah disadarinya atau tidak. Sehingga jika dilihat dari kejauhan, background itu sendiri malahan lebih menarik perhatian audien dari pada subjek utamanya.

Dalam berkarya Gunarso mampu mengemas karyanya hingga memiliki karakter tersendiri yang mencerminkan bagian dari kegelisahan, latar belakang serta konflik yang disampaikan kepada audien, bagaimana dia mampu menarik dan memancing audien untuk berinteraksi secara langsung dan mencoba mengajak berfikir tentang apa yang dirasakan olehnya tentang issu yang terjadi di dalam negerinya, kegelisahan tentang kerusakan yang semakin parah.

Interpretasi

Dalam setiap karya seni sudah pasti terdapat makna dan pesan yang ingin disampaikan oleh seniman kepada audien atau masyarakatumum. Agar dapat mengetahui makna dan pesan dalam karya seni yang ingin disampaikan, kita membutuhkan intepretasi/ penafsiran untuk memaknainya yang didahului dengan mendeskripsikan. Dalam mendeskripsikan suatu karya seni, setiap orang mungkin saja sama karena mendeskripsikan adalah berkaitan dengan apa yang dilihatnya, tetapi dalam menafsirkan akan berbeda karena adanya perbedaan sudut pandang atau paradigma dari setiap orang.

Dalam lukisan yang berjudul “Impian Sarang” ini, sang seniman mencoba menampilkan keadaan negeri yang telah banyak kerusakan. Kerusakan tersebut digambarkan pada background yaitu pohon-pohon yang kering tak berdaun dan mati yang seperti terlihat habis dibakar. Selain itu, seniman juga menampilkan gambar asap atau awan yang menggambarkan polusi udara yang dihasilkan dari pabrik, gas buang kendaraan bermotor, dan juga pembakaran hutan yang sering terjadi di negeri kita. Sebenarnya kerusakan yang sudah terjadi di negeri kita bukan hanya pembakaran hutan yang mengakibatkan polusi udara yang parah, tetapi masih banyak lagi seperti banjir, tanah lonsor, kekeringan dan lain sebagainya. Pada lukisan ini seniman memilih pembakaran hutan sebai gambaran kerusakakan negeri kita karena setiap tahun hal itu terjadi dan terus berulang-ulang.

Kemudian pada lukisan ini juga terdapat sebuah sarang burung dengan keadaan alam yang indah di dalamnya. Sarang burung ini diibaratkan oleh seniman sebagai bumi atau negeri kita, yaitu sebagai tempat tinggal, tempat berlindung dan tempat beraktivitas sehari-hari. Sedangkan alam yang indah merupakan impian dari keadaan negeri kita yaitu tanah yang subur, udara yang segar tanpa polusi, air yang jernih dan keadaan yang damai. Keadaan seperti itulah yang sebenarnya diimpikan oleh seniman pada negeri kita.

Perkembangan zaman yang begitu pesat mengakibatkan manusia menjadi serakah, egois, individualis dan acuh tak acuh terhadap sesama juga terhadap alam. Hal inilah yang mengakibatkan kerusakan di negeri kita. Gunarso lewat karya lukisannya ini seolah ingin memberi penyadaran kepada kita, untuk memulai menyelamatkan dan melestarikan alam negeri kita.

Penilaian

Penialaian keindahan suatu karya seni tidak hanya berdasar objek yang dilukis tetapi juga menyangkut isi dan makna. Pada lukisan “Impian Sarang” ini merupakan karya yang berkualitas, karena selain unsur visualnya digarap dengan serius, lukisan ini juga sarat akan pesan moral. Lukisan ini bukan  memesis mutlak tanpa makna. Ada emosionalitas dan kepribadian Gunarso yang tertangkap dalam upayanya menyampaikan gagasan.


Penulis: Kevin Willys N. Samosir, siswa XII IPA 4 SMA Budi Mulia Pematangsiantar