Hari ini aku terdiam
Menyaksikan hujan yang turun deras
Pikiran mengalir bersama air
Siapa yang masih tertawa di bawah hujan?
Sudah tidak adalagi daun-daun yang menari gembira,
Akar-akar terkubur di bawah lantai peradaban yang telah beku
Wajah-wajah kedinginan tidak saling menyapa berlari mencari rumah
Siapa yang masih tertawa dengan secangkir teh dan gorengan bersama tetangga?
Angin membawa pikiran ke halaman sekolah.
Masa dimana perempuan berambut terurai
Sekarang semua tertutup oleh tirai kepercayaan
Siapa yang masih melihat keluguan anak-anak?
Hujan telah berhenti
Aku melihat banyak orang berjubah ayat
Bertopi kepercayaan
Siapa yang masih bukan manusia suci?
Penjara telah penuh
Rumah ibadah penuh
Hati manusia juga penuh
Masih adakah ruang hati untuk sesama?
Apakah warna kulit yang berbeda artinya kita manusia berbeda?
Setiap langkah mengarah ke surga
Tetapi mengapa masih banyak yang meminta-minta untuk hidup
Setiap doa terlantun puji-pujian memohon surga
Tetapi caci makimu pada sesama belum berhenti
Hujan, bisakah lunturkan semua keangkuhan?
Bahwa kau dan aku cuma tengkorak berbalut kulit dan jubah.
(Oleh: Wang Ai Jia)