Sebagai sebuah judul lagu, “Tanpa Karena” adalah frasa yang cukup mencuri perhatian penikmat musik. Meski Saya bukan seorang penikmat musik sejati, Saya termasuk salah seorang diantaranya. Judul yang sedikit ‘nyeleneh’ ini seperti hendak menubruk tembok rasionalitas yang umum kita pahami, yakni bahwa hukum kasualitas itu berlaku selama kita hidup.
Tanpa Karena awalnya dikenalkan oleh seseorang kepada Saya. Kemudian, saat senggang, Saya mencoba untuk mendengarnya. Yuk, kita dengarkan bersama-sama.
Sekali lagi, selain menarik, Tanpa Karena juga ternyata mendorong. Buktinya, Saya terdorong untuk mendengarnya, lagi dan lagi.
Lagu ‘Tanpa Karena’ yang diciptakan dan dipopulerkan oleh Fiersa Besari atau yang biasa dipanggil ‘Bung’ ini dirilis pada tanggal 29 Oktober 2015 dalam sebuah Album Buku ‘Konspirasi Alam Semesta’ yang juga ditulis oleh Fiersa Besari.
Barangkali lagu ini tidak banyak diketahui oleh masyarakat karena lagu ini hanyalah bagian dari buku karangan Fiersa Besari juga, yakni ‘Konspirasi Alam Semesta’.
Berikut lirik lengkapnya.
Ku tak peduli kalau kau bukan yang termanis
Ku tak peduli kalau kau bukan yang terpintar
Kau istimewa walau terkadang menyebalkan
Ketidaksempurnaanmu menyempurnakanku
Kita punya seribu alasan untuk menyudahi
Kita punya sejuta alasan untuk melanjutkan
Rasa ini tak kenal kedaluwarsa
Tak perlu selamanya, cukup sampai ujung usia
Lewati susah-senang pantang menyerah
Karena aku menyayangimu tanpa karena
Kelak tatkala usia kita delapan puluh
Dan tidak mampu lakukan apa-apa lagi
Uban keriput memenuhi kepala kita
Ku ‘kan menemanimu di kursi goyang
Kita bercerita tentang masa muda
Rasa ini tak kenal kedaluwarsa
Tak perlu selamanya, cukup sampai ujung usia
Lewati susah-senang pantang menyerah
Karena aku menyayangimu tanpa karena
Menjadi orang pertama kulihat setelah bangun
Menjadi orang terakhir kulihat sebelum tidur
Rasa ini tak kenal kedaluwarsa
Tak perlu selamanya, cukup sampai ujung usia
Lewati susah-senang pantang menyerah
Karena aku menyayangimu tanpa karena
Tak perlu selamanya, cukup sampai ujung usia
Lewati susah-senang pantang menyerah
Karena aku menyayangimu tanpa karena
‘Tanpa Karena’ dibuka dengan intro dari suara gitar dan kemudian masuk vokal dari Fiersa Besari. Lalu puisi yang menjadi lagu ini perlahan menggugah telinga dan hati pendengar tentang perasaan terhadap seseorang tanpa adanya hukum kausalitas.
Meski tanpa amarah dan caci-maki, Fiersa Besari seolah ingin meneriakkan kepada setiap pencinta bahwa sesungguhnya tidak ada cinta yang datang dengan sebab akibat. Masalah dambaan hati tidak pernah “disebabkan”. Hati datang dengan caranya sendiri, bahkan kita tidak bisa memilih karena Tuhan yang memilihkan dan kita yang menjadi korban dengan konsekuensi kekecewaan dan bonus kebahagiaan. Ia pun melanjutkan penggambarannya bahwa untuk menyayangi seseorang tidak perlu selamanya, cukup sampai ujung usia (yang lebih realistis tapi anehnya lebih romantis).
Pesan yang ingin disampaikan pada lagu ini ialah: Sayangilah tanpa harus ‘disebabkan’. Hukum Kausalitas tidak berlaku dalam urusan hati. Tidak dibutuhkan sebuah alasan untuk menyayangi. Walaupun ada kekurangan dalam diri, maka akan saling menyempurnakan.
(Disempurnakan dari tulisan Agnes Sitorus, siswi XII IPA 3 SMA Budi Mulia Pematangsiantar, TA 2019/2020)