Pesan Ketua Puanhayati Pusat kepada Perempuan Penghayat di Indonesia

Pesan Ketua Puanhayati Pusat kepada Perempuan Penghayat di Indonesia dalam acara Doa Bersama & Ruwatan COVID-19 (25 April 2020)

Dian Jennie Cahyawati

Saya memohon kepada seluruh perempuan penghayat kepercayaan yang berada ada di Indonesia supaya kita tetap kuat.

Kita pasti bisa melewati semuanya dengan baik.

Kawan-kawan,

Kita harus yakin karena keyakinan, doa dan kewaspadaan kita. Kemudian kita harus menjaga kesehatan kita sebagai salah satu imun yang akan memagari jasmani kita untuk menangkal virus yang sekarang sudah menyebar tanpa henti di seluruh belahan dunia.

Kawan-kawan Saudara perempuan penghayat kepercayaan yang Saya banggakan,

Lakukanlah hal-hal yang bisa membantu saudara-saudara kita yang lain. Lakukanlah sesuatu sesuai dengan kemampuan yang kita bisa hari ini. Apakah itu dalam bentuk materi, dalam bentuk tenaga, himbauan.

Bahkan Saya kira semua personil, semua perempuan penghayat dan seluruh penganut kepercayaan di Indonesia bisa melaksanakan doa di rumah. Kita menyatukan energi positif bersama-sama dan jangan lupa tetap melakukan pemantauan kepada saudara-saudara kita di sekeliling kita terutama saudara-saudara kita yag membutuhkan.

Social distancing ini juga membawa beban domestik yang lebih besar Saya kira dan tampaknya dari hari mulai pagi hingga malam seakan-akan tidak berkesudahan supaya semua keluarga ada dalam rumah. Perempuan dituntut supaya semastikan seluruh keluarga dalam rumah tetap sehat dan kuat, menjadi pelindung bagi putra-putrinya. Dan jika kita punya rumh tangga biasanya kita mengerjakan rumah yang kita punya
degan segala yang tenaga yang tercurahkan dari mulai kita bangun hingga kita tidur.

Karenanya Saya kira berbagi peran dalam sebuah rumah tangga, dalam sebuah keluarga adalah cara terbaik kita utuk meminimal
dampak sampingan dari social distancing. Kita perlu berkomunikasi bersama pasangan kita, bersama putra-putri. Karena itu selain untuk mengakrabkan, bagaimana kita berbagi peran, untuk mengakrabkan komunikasi kita bisa membangun kerjasama yang baik dalam sebuah keluarga.

Kawan-kawan puanhayati,

Saya yakin kita semuanya akan tetap saling berdoa, kita selalu menjaga jarak dan jangan lupa kita tetap di rumah saja. Gunakan masker
saat kita keluar dari rumah. Selalu mencuci tangan. Dan satu hal lagi yang paling penting kita tetap berdoa, memohon kepada yang Mahakuasa, untuk senantiasa melidungi kita semuanya.

Saya yakin kekuatan dari kawan-kawan semuanya akan selalu nembawa bangsa kita untuk bisa segera terbebas dari dampak atau bencana COVID-19.

Terima kasih.

Rahayu


Sumber:

  1. Twitter
  2. SatuNama.Org

Pelajaran Penting dari COVID-19

 

Selama hampir satu semester (hingga saat artikel ini Saya tulis), ritme hidup berubah drastis. Di seluruh dunia, termasuk Indonesia, terutama rumah, tempat kerja dan sekolah kamu. Penyebaran virus Corona ini tidak saja epidemik, tetapi juga pandemi global. Dimana-mana orang diminta (mulai dari dihimbau hingga dipaksa) untuk tetap di rumah dan menjauhi kerumunan untuk mengurangi resiko penularan.

Virus Corona telah membawa sekian banyak hal buruk, penyakit dan kematian, tetapi jika kita mampu menyikapinya dengan lebih arif, kita bisa menemukan beberapa pelajaran penting.

Kerap kamu harus bersedia mengorbankan sebagian kebebasan dan hak personalmu demi kebaikan publik yang lebih besar.

Bagi kebanyakan orang, #TetapDiRumah saja itu susah bukan main. Kita mengeluh bosan, tak bergairah, seperti tanpa tujuan alias gabut. Beberapa orang merasa kesal bahwa karantina kesehatan atau pembatasan sosial ini melanggar hak-hak individual, seperti berkumpul, nongkrong, nge-mall, belanja barang sebanyak uang yang dipunyai dan lain-lain. Baca saja berita tentang ekses dari kekesalan dan ke-ngenyel-an dari orang-orang yang tetap melanggar peraturan dan himbauan dari pemerintah untuk tetap diam di rumah.

Meskipun demikian, demi kebaikan yang lebih besar, kamu dan aku mesti bersedia sedikit berkorban. Keseimbangan antara hak-hak individual dan kemaslahatan umum terus berubah sesuai perkembangan zaman dan situasi dunia. Demi kebaikan publik, berkorbanlah sedikit.

Entah ada virus atau tidak, cuci tangan itu baik.

Kesehatan secara umum itu penting, tidak hanya karena ada virus. Basahi tanganmu, usapkan sabun, kucek-kucek selama kurang-lebih 20 detik. Bilas lalu keringkan dengan menggunakan handuk atau sapu tangan yang bersih. Gunakanlah sabun sebagimana mestinya. Mulai sekarang, jangan lupa: sabun itu efektif membunuh virus.

Beraktifitas dari rumah mestinya bisa menjadi pilihan

Selama pandemi ini, kita terpaksa bekerja atau belajar dari rumah. Begitu virus ini selesai, barangkali kita bisa mengusulkan (atau jika Anda berada pada hirarki atas: mendiskusikan) kemungkinan untuk bekerja atau belajar dari rumah jika dianggap perlu dan penting. Memang tidak semua, tetapi banyak hal yang bisa dilakukan tanpa tatap muka langsung.

Izin tidak hadir karena sakit itu penting

Jika kamu merasa sakit (sakit beneran ya, bukan yang dibuat-buat apalagi dengan surat keterangan buat-buatan itu), tetaplah berada di rumah. Banyak orang merasa bahwa lingkungan kerja atau sekolahnya tidak akan memahami izin tidak hadir karena sakit.  Banyak orang yang ingin tampil seakan-akan dia martir, “Lihatlah, meski aku sakit, aku tetap datang ke tempat kerja”. “Aku, walaupun sakit, tetap kupaksakan hadir di kelas. Kurang apa lagi aku sebagai murid, coba?”

Mentalitas semacam ini harus dihentikan. Jika kamu sakit, tetaplah di rumah. Jika sakitmu tak berangsur pulih, berobatlah segera.

Hak mengakses internet sebaiknya menjadi kebutuhan dasar

Hak untuk mengakses internet (dikenal sebagai  the right to broadband) sebaiknya dipertimbangkan untuk ditetapkan sebagai hak asasi manusia. Terutama di negara berkembang seperti kita, tidak bisanya kita online membuat kita kesulitan untuk mengenal dunia secara global. Ini membentuk dan membatasi kesempatan kita untuk berkembang. (Misalnya, jika kamu tidak memiliki akses interet, tentu kamu tidak akan membaca tulisan ini). Sebagai tambahan, selama masa seperti ini, menghubungi keluarga, teman dan rekan kerja itu penting. Sejauh ini, internet adalah cara dan alat yang dapat kita andalkan secara maksimal.

Tenaga kesehatan dan para peneliti layak mendapat apresiasi yang lebih baik

Ketika kita berada dalam situasi yang sangat mencekam ini, para tenaga medis dan peneliti (researchers)-lah yang akan membantu kita melewatinya. Mereka bekerja siang malam untuk menemukan metode penyembuhan dan pemulihan atas seluruh umat manusia di dunia ini. Saat kita bergunjing ria tentang teori konspirasi elite wewe gombel atau heboh dengan berita berisi distrust terhadap aturan dan pola komunikasi pemerintah, ratusan saintis bekerja keras mencari cara untuk membasmi virus ini. Seperti halnya kita fanatik dengan atlit, aktor/aktris, pemuka agama, politisi, influencer, seniman, Youtuber atau Selebgram, saatnya kita mengevaluasi kembali apakah apresiasi yang kita berikan terhadap para tenaga medis dan saintis selama ini sudah layak. Kemungkinan terbaiknya: mereka layak mendapatkan apresiasi yang lebih dari yang selama ini mereka dapatkan. Jika itu masih absurd, maksudnya ialah, mereka pantas mendapatkan upah yang lebih besar.

Sayangnya, banyak tenaga medis yang kesal karena praktek di lapangan menunjukkan banyaknya pelanggaran terhadap protokol kesehatan, tentu dengan sebab yang beragam. Sampai muncul kekecewaan sebagian orang: “Indonesia terserah“. Tenaga ilmuwan Indonesia pun merasa kecewa karena tak cukup dilibatkan untuk menangani virus Corona ini.

Memasak itu penting

#TetapDiRumah telah memaksa banyak orang untuk belajar, mengulang kembali, atau menyalakan lagi semangat untuk memasak. Belajar memasak adalah salah satu keahlian yang sangat penting untuk dimiliki seseorang.Memasak berarti kamu bergantung pada dirimu sendiri. Tak selamanya kamu punya uang yang cukup untuk memesan makanan dari luar. Jikapun uangmu cukup, tak selalu kurir bisa dan mau mengantarkannya untukmu. Lihatlah betapa meriahnya kemewahan yang dibagikan orang lewat media sosial akhir-akhir ini: semua mengepos masakan mereka yang lezat. Mereka menemukan kembali kejaiban dari aktifitas makan-memakan ini. Termasuk mengetahui persis apa saja bahan yang terkandung pada makananmu lalu merasakan sebuah sensasi reward ketika akhirnya kamu bisa memasak makanan untukmu sendiri dan keluarga.

Menyapa teman setiap hari

Tetap di rumah dan tidak bisa keluar menyadarkan kita bahwa cara terbaik untuk mengatasi kebosanan dan mengusir kesepian adalah dengan menyapa teman dann keluarga, lewat chatting atau panggilan video. Jika sebelumnya percakapanmu hanya basa-basi, ini saat yang tepat untuk berbicara secara lebih medalam. Selama masa krusial seperti ini, koneksi yang manusiawi antarmanusia adalah kunci. Telefonlah!

Begitu virus ini selesai, hargailah pentingnya janji ketemu yang sudah kamu buat dengan teman atau keluarga. Jangan lagi ada kisah rencana bukber yang tak kunjung jadi hingga lebaran usai. Jangan lagi ngeles “OTW” ketika teman-temanmu sudah menunggu, padahal kamu baru saja beranjak dari rebahan di kasur menuju kamar mandi.

Menghargai alam

Ketika kamu keluar rumah tapi tetap menjauhi kerumunan, kemungkinan besar kamu rute yang kamu tempuh ialah padang yang luas, kebun atau hutan dekat kota tinggalmu. Sembari berjalan menyusuri area yang mungkin saja sudah pernah kamu jalani, kali ini kamu mengamati secara lebih seksama. Kamu mulai menemukan keindahan alam. Tentu saja, tetap hindari menyentuh wajahmu. Kamu tidak pernah tahu ada jejak carrier Corona sebelumnya disana.

Menikmati kesendirian

Meski kedengarannya mudah, ternyata bagi kebanyakan kita berdiam diri dan tetap tenang itu luar biasa susahnya. Terutama bagi kaum ekstrovert (baik yang mengaku ekstrovert maupun mengaku introvert), sendiri itu melelahkan dan kesepian. Itu sebabnya social distancing (pembatasan sosial) menjadi tantangan tersendiri. Ini momen yang tepat untuk lebih kenal dekat dengan diri sendiri. Kamu bisa belajar untuk menyibukkan diri. Karena sekedar menonton serial film secara maraton atau bermain game seharian tidak lagi cukup, kamu dituntut untuk melakukan hal lain. Terimalah. Tubuh dan pikiranmu sekarang berada di rumah dan kamu harus belajar menikmati dan mencintai situasi itu.

Mulailah menulis kembali. Belajar lagi meditasi. Ulang kembali tarian Salsa yang dulu sempat kau gemari tapi tak tuntas. Ulik lagi lagu-lagu yang sejak dulu kamu penasaran bagaimana cara memainkannya. Atau, cintai tubuhmu dengan menyediakan waktu tidur yang cukup sebagai ganti dari masa begadangmu dulu.

Itulah beberapa pelajaran penting secara umum yang bisa kita ambil dari pandemi global COVID-19 ini. Mana pelajaran yang pas buatmu?


Sumber:

  1. Gulfnews
  2. Twitter Bening28