Lirik “Loving Her Was Easier” by Jose Feliciano

I have seen the mornin’ burnin’ golden on the mountain in the skies
Achin’ with the feelin’ of the freedom of an eagle when she flies
Turnin’ on the world the way she smiled upon my soul as I lay dyin’
Healin’ as the colors in the sunshine and the shadows of her eyes

Wakin’ in the mornin’ to the feelin’ of her fingers on my skin
Wipin’ out the traces of the people and the places that I’ve been
Teachin’ me that yesterday was somethin’ that I’d never thought of trying’
Talkin’ of tomorrow and the money love and time we had to spend
Lovin’ her was easier than anything I’ll ever do again

Comin’ close together with a feelin’ that I’ve never known before in my time
She ain’t ashamed to be a woman or afraid to be a friend
I don’t know the answer to the easy way she opened every door in my mind
But dreamin’ was as easy as believin’ it was never gonna end

(Interlude)

Wakin’ in the mornin’ to the feelin’ of her fingers on my skin
Wipin’ out the traces of the people and the places that I’ve been
Teachin’ me that yesterday was somethin’ that I’d never thought of trying’
Talkin’ of tomorrow and the money love and time we had to spend
Lovin’ her was easier than anything I’ll ever do again

Comin’ close together with a feelin’ that I’ve never known before in my time
She ain’t ashamed to be a woman or afraid to be a friend
I don’t know the answer to the easy way she opened every door in my mind
But dreamin’ was as easy as believin’ it was never gonna end.
And lovin’ her was easier than anything I’ll ever do again.

 

 


Jose Feliciano

Lagu yang diciptakan oleh Jose Feliciano ini kemudian dipopulerkan oleh The Cats. Anehnya, banyak orang menuliskan bahwa lagu ini aslinya ditulis oleh Kris Kristofferson.

Daulat Hutagaol kemudian menggubah liriknya ke dalam bahasa Batak. Kemudian oleh para penyanyi Batak tersohor dinyanyikan dan ditulis sebagai lagu ciptaan Daulat Hutagaol. Sesuatu yang pantas disayangkan sebenarnya.  Karena mengubah lirik apalagi sekedar menterjemahkan dari bahasa asli ke bahasa lain, itu bukan mencipta lagu.

Sebagai contoh, bisa kita lihat dari tangkapan layar video Marsada Band yang diambil tanggal 16 Januari 2021 ini. Tak ada pencantuman nama Jose Feliciano disana.

Kejadian sejenis juga Saya temukan pada versi Axido Trio.

Barangkali masih ada versi lainnya. Itu masih di Youtube, belum kita cek pada platform distribusi musik digital lainnya.

Soal pengakuan akan Hak Cipta ini tegas dalam Undang Undang Hak Cipta Tahun 2014. Apakah hal yang patut disayangkan ini terjadi karena pada saat digubah oleh Daulat, hal serupa belum diatur dalam perundangan kita? Saya belum menemukan informasi valid tentang itu.

Pasal 40 ayat (1) huruf n UUHC 2014 menyebutkan bahwa terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, basis data, adaptasi, aransemen, modifikasi dan karya lain dari hasil transformasi merupakan Ciptaan yang dilindungi. Dalam bagian Penjelasan, yang dimaksud dengan “karya lain dari hasil transformasi” adalah mengubah format Ciptaan menjadi format bentuk lain. Sebagai contoh musik pop menjadi musik dangdut.

Pasal 9 ayat (1) huruf d UUHC 2014 menyatakan bahwaPencipta atau Pemegang Hak Cipta memiliki hak ekonomi untuk melakukan pengadaptasian, pengaransemenan, atau pentransformasian Ciptaan. Sedangkan menurut Pasal 40 ayat (2) UUHC 2014, lagu yang diaransemen ulang sebagai karya lain dari hasil transformasi dilindungi sebagai Ciptaan tersendiri dengan tidak mengurangi Hak Cipta atas Ciptaan asli. Ini berarti bahwa Pencipta menguasai hak untuk mengaransemen maupun melakukan transformasi lagu ciptaannya. Tidak boleh ada seorangpun yang bisa melakukan aransemen baru/transformasi atas lagunya tanpa seizin Pencipta aslinya.

Pun seandainya kita tidak berkutat pada aspek legalitas, mestinya apresiasi sebuah karya tetap bisa diberi tempat khusus untuk pencipta aslinya.

Kembali ke Jose Feliciano.

Sesuai informasi yang bisa kita lihat di kanal Youtube Maria Wiesener, Feliciano lahir di Lares, Puerto Rico, pada 10 September 1945. Dia menderita buta permanen sejak lahir akibat congenital glaucoma. Feliciano kemudian pertama kali berkenalan dengan musik di usia 3 tahun, ketika ia mulai memukul-mukul kaleng sembari menemani pamannya yang asyik bermain Cuatro.

Pada usia 5 tahun, keluarganya pindah ke Spanish Harlem, New York City, dan di usia 9 tahun ia sudah ikut bergabung dengan Teatro Puerto Rico yang bermarkas di Bronx.

Ia memulai karir bermusiknya sebagai pemain akordeon hingga sang ayah, Benjamin Borges, memberinya gitar pertamanya dalam kotak kertas berwarna coklat. Sejak itu, ia memainkannya setiap ada kesempatan di kamarnya sampai 14 jam sehari sembari mendengarkan rekaman lagu Rock n Roll 1950-an, gitaris klasik seperti Andrés Segovia, dan pemain jazz hebat seperti Wes Montgomery. Ia kemudian mengambil pelajaran musik klasik dibimbing Harold Morris, yang juga adalah murid Segovia.

Pada usia 17 tahun, ia berhenti main di klub musik, memulai karir profesionalnya dengan kontrak untuk tampil di Detroit.