Melodylan merupakan film drama romansa remaja Indonesia yang dirilis pada tanggal 4 April 2019 lalu. Film ini diadaptasi dari novel dengan judul yang sama karya Asri Aci, yaitu Melodylan (sebelumnya telah dipublikasikan di Wattpad dan sudah dibaca lebih dari 34 juta kali). Film ini disutradarai oleh Fajar Nugros dan diproduseri oleh Rajesh Punjabi. Fajar Nugros dan Rajesh Punjabi memilih aktor dan aktris muda yaitu Devano Danendra dan Aisyah Aqila untuk membintangi film ini. Karena film ini diadaptasi dari novel, Endik Koeswoyo dipercaya menulis skrip.
Sesuai judulnya “Melodylan” dua tokoh utamanya adalah Melody (Aisyah Aqilah) dan Dylan (Devano Danendra). Film ini menceritakan tentang kisah cinta yang tak berujung antara sepasang kekasih. Sebagai siswi baru, Melody sudah menyebabkan kehebohan di seluruh penjuru sekolah karena tersebarnya kabar bahwa Dylan mengantarkannya pulang. Memang Dylan adalah cowok populer di sekolahnya, namun dia sendiri hanya menyukai Bella (Zoe Abbas Jackson), teman masa kecilnya yang mengidap penyakit sejak lama. Di sisi lain, Bella ternyata sudah lama menyimpan rasa kepada Fathur ( Angga Aldi Yunanda), yang ternyata menyukai Melody.
Usaha para tokoh dalam memerankan film ini patut diacungi jempol. Mereka mampu menghadapi kondisi cinta yang bertepuk sebelah tangan dan berusaha menyembuhkan rasa sakit hati tersebut. Para tokoh memerankan film ini dengan sangat emosional, dengan porsi akting yang pas dan tidak berlebihan. Melody dengan sifatnya yang tertutup dan keras kepala disandingkan dengan Dylan yang cuek dan sulit membuka hati untuk wanita lain, membuat hubungan mereka jauh dari kata menarik. Justru hubungan sahabat mereka Anna (Yasmin Napper) dan Angga (Indra Jegel)-lah yang lebih berkesan karena kekonyolan tingkah mereka. Walaupun ini adalah film layar lebar, tetapi ditampilkan dengan jalinan alur episodik, yang membuat film ini layaknya kumpulan bab-bab novel. Dengan latar yang beragam, film ini jauh dari kata monoton. Sutradara berhasil menciptakan suasana berbeda di setiap bagian ceritanya.
Dalam film ini, disampaikan pesan-pesan yang tentunya memberikan kesan positif bagi penontonnya. Apalagi bagi para remaja yang masih labil dalam menjalin sebuah hubungan. Film ini juga menyajikan nilai-nilai seperti nilai moral, nilai budaya, nilai pendidikan, dan nilai sosial yang memang biasanya terdapat di genre film yang serupa. Akan tetapi, selain itu, Saya belum bisa menemukan simbol-simbol dengan nilai signifikan yang khas milik film ini untuk dihadirkan buat pembaca.
Dari segi tematis, dibandingkan dengan film karya Fajar Nugros lainnya, Film Melodylan ini sedikit monoton karena berkutat seputar kehidupan anak remaja yang dinamikanya bisa dikatakan itu-itu saja. Bisa dirasakan ketika unsur komedi mulai dihilangkan, filmnya sedikit membosankan. Konflik-konflik yang seharusnya lebih rumit seperti yang ada di dalam novel menjadi terkesan dipaksakan. Peralihan bagian cerita yang satu dengan yang lain terkesan kasar, nyaris tanpa narasi penghubung. Masih ada konflik dalam film yang belum diketahui apa penyebabnya. Bagaimana mungkin Dylan begitu cepat mengaku kepada Bella bahwa dia sudah memiliki rasa kepada Melody? Apa yang terjadi sehingga Dylan tidak pamit kepada Melody untuk mengunjungi Bella yang kondisinya kembali memburuk? Momen penutupnya kurang berhasil menciptakan suasana yang emosional karena tidak dijelaskan mengapa dan kemana Dylan yang tanpa pamit menjauh dari Melody, hanya meninggalkan sebuah CD berisi video perpisahan yang disiapkan Dylan untuknya.
Disempurnakan dari tulisan Yemima Girsang, siswi XII IPA SMA Budi Mulia Pematangsiantar, T.P. 2019-2020