Pada kesempatan kali ini, saya ingin menuliskan kritik terhadap lagu Every Day I Love You yang dipopulerkan oleh band legendaris Irlandia yakni Boyzone.
Supaya pembaca mempunyai sedikit gambaran, berikut saya tuliskan lirik selengkapnya:
I don’t know but I believe
That somethings are meant to be
And that you’ll make a better me
Everyday I love you
I never thought that dreams came true
But you showed me that they do
You know that I learn something new
Everyday I love you
‘Cos I believe that destiny
Is out of our control (don’t you know that I do)
And you’ll never live until you love
With all your heart and soul.
It’s a touch when I feel bad
It’s a smile when I get mad
All the little things I am
Everyday I love you
Everyday I love you more
Everyday I love you
‘Cos I believe that destiny
Is out of our control (don’t you know that I do)
And you never leave until you love
With all your heart and soul
If I asked would you say yes?
Together we’re the very best
I know that I am truly blessed
Everyday I love you
And I’ll give you my best
Everyday I love you
“Every Day I Love You” merupakan single terakhir dari Boyzone sebelum perpecahan mereka pada awal tahun 2000-an. Boyband asal Irlandia ini terdiri atas 5 personel, yaitu Keith Duffy, Stephen Gately, Mikey Graham, Ronan Keating, dan Shane Lynch. Proses perekaman lagu yang ditulis oleh Gary Baker, Frank Joseph Myers, dan Jerry Allan Williams ini dimulai dari Maret 1966 sampai dengan Januari 1997. Gary Baker dan Frank Joseph Myers dikenal sebagai penyanyi, penulis lagu, dan produser asal Amerika, sedangkan Jerry Allan Williams dikenal sebagai seorang penyanyi asal Swedia.
Lagu bergenre pop ini dirilis pada tanggal 22 November 1999. Lagu ini memuncak pada #3 di UK Singles Chart. Lagu ini telah menerima sertifikasi perak untuk pengiriman 200.000 kopi di Inggris. Lagu yang berdurasi 3 menit 42 detik ini telah ditonton 19 juta kali dengan 68 ribu likes, 2.2 ribu dislikes, dan 4 ribu komen di Youtube. Lagu berbahasa inggris ini dirangkai oleh pilihan kata yang membuat pendengarnya terjun ke dalamnya.
Saya tertarik untuk mengkritik lagu ini karena saya ingin melihat perbedaan makna yang terkandung di dalam lagu romantis era 90-an dengan lagu romantis era 2000-an.
Lagu ini bercerita tentang sepasang kekasih yang baru membina sebuah rumah tangga. Mereka berkomitmen untuk mengatakan “I Love You” setiap kali mereka akan berpisah. Setiap hari si pria pergi ke kantor dan sang wanita tinggal di rumah untuk mengurus rumah. Itu artinya setiap hari mereka mengucapkan “I Love You” satu sama lain.
Suatu hari mereka bertengkar dan tidak saling mengucapkan “I Love You” lagi. Si pria berangkat ke kantor, tetapi sebelum meninggalkan pintu rumah, tiba-tiba si wanita mengucapkan “I Love You” padanya, tapi ia tidak membalasnya. Beberapa jam kemudian, si wanita mendapat kabar bahwa suaminya mengalami kecelakaan dan telah meninggal. Si Wanita tidak menyesali apa yang telah terjadi karena sebelumnya ia masih sempat mengucapkan “I Love You” pada suaminya itu sebelum kecelakaan itu terjadi. Si wanita tetap tegar karena ia yakin bahwa ia dan suaminya itu akan terus mencintai setiap harinya.
Lagu ini bernada dasar D dengan tempo 82-85 M.M. (Andante) . Dinamika pada lagu ini diawali dengan dinamika lembut atau sering disebut dengan dinamika piano (p). Setelah masuk ke reff, volume agak dinaikkan sedikit sehingga membentuk dinamika agak keras atau sering disebut dengan dinamika mezzo forte (mf). Ketika hendak mengakhiri lagu ini, dinamikanya kembali menjadi dinamika piano (p).
Berikut adalah tampilan akor dari lagu “Every Day I Love You”
D G
I don’t know, but I believe
A D
That some things are meant to be
Bm G
And that you’ll make a better me
A D
Every day I love you
D G
I never thought that dreams came true
A D
But you showed me that they do
Bm G
You know that I learn something new
A D
Every day I love you
[Chorus]
A G Bm
‘Cos I believe that destiny
A D
Is out of our control
A G Bm
And you’ll never live until you love
G A
With all your heart and soul
[Verse]
D G
It’s a touch when I feel bad
A D
It’s a smile when I get mad
Bm G
All the little things I am
A D
Every day I love you
[Instrumental]
| D | G | A | D A |
| Bm | G Asus4 | A D | A D |
[Chorus]
A G Bm
‘Cos I believe that destiny
A D
Is out of our control
A G Bm
And you’ll never live until you love
G A
With all your heart and soul
[Verse]
D G
If I asked would you say yes?
A D
Together we’re the very best
Bm G
I know that I am truly blessed
A D
Every day I love you
[Outro]
Bm G
And I’ll give you my best
A D A D
Every day I love you, oh yeah
Lagu ini memiliki makna yang mendalam karena lagu ini dapat menggugah perasaan para pendengarnya. Melalui lagu ini, pendengar didorong untuk mengungkapkan cintanya kepada orang terkasih setiap harinya karena kita tak tahu bagaimana takdir yang telah direncanakan oleh Yang Mahakuasa. Dengan demikian, tak akan ada rasa penyesalan ketika orang yang kita kasihi itu harus pergi meninggalkan kita untuk selama-lamanya karena kita telah mengungkapkan rasa cinta kita kepadanya setiap hari.
Seperti yang telah Saya katakan di awal, Saya ingin membandingkan lagu romantis era 90-an dengan era 2000-an. Saya memilih lagu “Every Day I Love You” oleh Boyzone dan “Love Someone” oleh Lukas Graham.
“Love Someone” yang dirilis pada tanggal 7 September 2018 memiliki genre yang sama dengan lagu “Every Day I Love You” yaitu pop. Dilihat dari untaian liriknya, menurut Saya, lagu “Every Day I Love You” lebih unggul karena makna dan pilihan katanya lebih dapat menggugah perasaan si pendengar.
Dari segi musikalitas, Saya lebih mengunggulkan lagu “Love Someone” karena lagu ini dapat dibangun dengan simpel tetapi terkesan berkelas dengan pilihan alat musik akustik.
Sementara itu, “Every Day I Love You” – barangkali karena sudah sering didengar banyak orang, sehingga bagi Saya pribadi, membosankan.
Kesan Saya ini bisa saja berubah jika musikalitasnya diperkaya mengikuti perkembangan zaman ini tanpa menghilangkan keindahan makna lagu tersebut. Tentu saja ini bukan hal yang mudah. Tapi, siapa tahu ada yang mau mencoba. Barangkali salah satu dari pembaca sekalian.
Diubah seperlunya dari tulisan Nadya Winneke Purba, siswi XII IPA 1 SMA Budi Mulia Pematangsiantar T.A. 2019/2020