Selamat Sore,
Bapak ibu wakil rakyat yang terhormat
Maaf bila mengganggu kenyamanan Anda
Tidak apa-apa, ya?
Biar sore dan mengantuk
Manusia selalu butuh bercerita
Iya, saya berdiri di sini
Memang bermaksud mau bercerita
Bukan demo, tenang saja
Cerita ini tentang Bulan
Seorang gadis remaja
Enam beas tahun usianya
Cantik
Baik hati
Tapi tidak beruntung
Suatu hari, Bulan pernah punya lelaki
“Pacar”, katanya
Tapi saya tidak percaya
Itu bukan pacaran
Itu eksploitasi
Kenapa? Karena lelaki itu umurnya tiga lima
Ada anak
Ada istri
Tapi tak ada otak atau hati
Kenapa tak ada otak?
Karena dia menghamili
Kenapa tak ada hati?
Karena dia lalu lari
Lagu lama? Iya.
Yang disalahkan siapa? Tentu perempuannya.
Yaitu Bulan
Yang tak tahu bahwa bercinta tanpa kondom bisa
bikin hamil
Yang tak sadar bahwa berhubungan satu kali saja
sudah bikin isi
Yang tak paham apa itu penyakit menular seksual
apalagi HIV
Yang tak punya akses pada pengetahuan
Apalagi kontrasepsi
Apalagi otoritas diri
Singkat cerita, Bulan berhenti sekolah
Orangtua marah-marah
Lalu saya tak tahu lagi bagaimana kabarnya
Bapak dan ibu
Saya dengar KUHP kita sedang direvisi
Katanya, besok nanti
Berhubungan kelamin tak menikah
Akan dipenjara
Berapa pun usia pelakunya
Katanya lagi
Mengajari orang tentang kontrasepsi
Akan diciduk polisi
Kalau kamu bukan dokter atau mantri
Saya jadi teringat Bulan
Saya tidak tahu
Apakah di rumah, Bapak Ibu punya putri seusia
Bulan
atau anak-anak lain senasibnya
Akan jadi kriminil!
Sudahlah ditipu lelaki bajingan
Sudahlah tak mendapat pendidikan yang baik
Sudahlah tak ada uang
Sudahlah hamil
Sudahlah berhenti sekolah
Sekarang terancam masuk bui
Katanya karena berzina
Seolah tak ada wakil rakyat yang juga hobi main
lendir di ibukota
Kalau saja Saya punya banyak uang
Saya mau bawa Bulan lari saja
Aborsi di Belanda
Sekolah di Norwegia
Belajar kesehatan reproduksi di Inggris
Di negeri mana saja yang aturannya tidak gila
Sayangnya, Saya bukan orang kaya
Pemerintah kita pun cuma satu
Dan Bulan-bulan yang lain
Mungkin ada lebih dari seribu
Sayangnya.
Seperti dikisahkan dengan penuh haru oleh Akun Twitter @siputriwidi (seorang perempuan, juga tenaga medis) di posting-annya #tolakRKHUPNgawur