Gemerlap lampu
Menyeruak dari pusat kota
Sepi yang tersembunyi
Bangkit berdiri
Tegak perkasa
Menghambur ke bianglala cahaya
Aku menyusup di keramaian
Orang-orang berdesakan
Keringat dan debu
Bercampur padu
Keramaian dan sesaknya pasar malam
Sukmaku terbuang jauh ke dalam kelam
Meski tangan sempat merengkuhmu
Dingin udara pekat membisu
Makna tersisa hanya kehampaanÂ
Barangkali karena mimpi
Telah menjadi topi
Aku merasa gerah
Dan resah erat menyinggah
Keramaian dan sesaknya pasar malam
Sukmaku terbakar di atas tungku segala rindu
Semarang, April 1987