Ada jargon yang akhir-akhir ini semakin sering disebutkan orang ketika seorang yang dipuja dan dikagumi ternyata memiliki catat atau terlibat skandal, yakni:
Jejak digital tidak bisa dibohongi
Aturan etiket di dunia maya sama pentingnya dengan etiket di dunia nyata. Di dunia maya, kita mengenal “netiquette”, singkatan dari sekaligus dua isitilah yang saling terkait, yakni netizen etiquette dan network etiquette.
Netiket adalah cara berkomunikasi atau etiket sebagai pengguna di dunia online atau internet.
Melanggar netiket bahkan bisa membawa sanksi yang lebih lama menghantuimu dibandingkan pelanggaran etiket di kehidupan nyata. Hal ini bisa dipahami sebab jika di kehidupan nyata, saksi langsung atas pelanggaran etiket yang kamu lakukan umumnya terbatas; sementara jika itu terjadi di dunia maya yang bisa diakses oleh siapa saja, bukan perkara mudah untukmu menerima sanksinya.
Mari kita mengandaikan bahwa kamu sudah memahami basic manners atau perilaku dasar yang perlu dalam kehidupan nyata. Sekarang, yuk kita lihat satu persatu netiket yang perlu kamu pahami supaya kamu tidak menghancurkan hubunganmu dengan orang lain (bahkan juga hubunganmu dengan dirimu sendiri) baik di dunia nyata maupun maya; supaya kamu bisa melindungi reputasi dan martabatmu.
Kapanpun kamu login di akun media sosial, aplikasi chatting atau berselancar di lautan internet ini, pahami dan ingatlah 10 (sepuluh) netiket dasar ini.
#1: Prioritaskan Manusia yang Nyata Hadir di Sampingmu
Tidak ada yang lebih menjengkelkan daripada mencoba menciptakan percakapan dengan seorang manusia yang tanpa hentinya sibuk dengan handphone, tablet atau gawai elektronik lainnya. Apalagi jika orang itu adalah teman kencan, pasangan, anak atau orangtua. Jika kamu merasa jengkel dalam situasi seperti itu, maka jangan lakukan hal serupa sebab orang lain pun akan merasakan kejengkelan yang sama.
Jika kamu terus-menerus mengecek email, voicemail atau pesan “japri” di Facebook ini berarti kamu mengirimkan pesan kepada orang di samping atau sekitarmu bahwa kamu tidak perduli dengan mereka. Sangat tidak enak rasanya jika harus duduk dengan seseorang yang terlihat sibuk dalam percakapan yang tidak melibatkanmu.
Maka, jika orang lain mencoba berbicara denganmu ketika kamu membuka HP, tablet atau komputer, hentikanlah sebentar dan dengarkan mereka. Ketika orang lain berbicara, dengan kamu melihat dan menunjukkan wajahmu kepada mereka, itu berarti kamu sungguh mendengarkannya. Apapun yang terjadi di dunia maya umumnya bisa kamu tunda, kamu bisa melihatnya nanti. Kecuali kalian sudah sepakat bahwa kamu menggunakan HP-mu untuk mencatat apa yang mereka katakan.
Prioritaskan orang lain di tempat dan fasilitas publik seperti rumah makan, warung, lift dan perpustakaan. Kamu bisa melakukan ini dengan tidak menggunakan HP untuk bertelepon ketika berada di ruang bersama (shared spaces), atau dengan menonaktifkan bunyi notifikasi.
Ketika kamu hendak berkomunikasi secara elektronik, entah mau mengirim email, direct message (pesan instan), nimbrung dalam percakapan atau diskusi online, mengirim pesan, atau sejenisnya; sementara ada orang lain di sampingmu, praktekkanlah Aturan Dasar (Golden Rule) ini:
Perlakukanlah orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan.
#2: Gunakan Bahasa yang Pantas
Mengejek, memaki dan melontarkan opini yang jelas menyerang orang lain – kalau kamu tidak ingin ada orang yang melihat kalimatmu dengan nada ini, maka jangan tulis. Hal ini berlaku di situs-situs media sosial, forum, room chat dan percakapan email. Menurutmu postinganmu tidak bisa dilacak? Bisa.
Melakukan penyalahgunaan verbal seperti ini secara online bisa membuatmu diusir (banned) dari group sosialmu. Setidaknya, apa yang kamu ungkapkan akan dihapus.
Ingatlah bahwa apa bukan hanya apa yang kamu ungkapkan yang bisa dianggap tidak pantas, tetapi juga caramu mengungkapkannya. Sebagai contoh, jika kamu mengetik dengan semua karaktek huruf kapital secara umum orang akan menganggap kamu seperti sedang berteriak. Entah dengan menggunakan huruf kapital sesuai Pedoman Umum Ejaan Berbahasa Indonesia (PUEBI) atau menggunakan huruf kecil saja, pokoknya jangan menggunakan caps lock.
Jangan lupa mengucapkan “minta tolong” dan “terima kasih” sebagaimana biasanya. Jika kamu terlanjur mengeluarkan bahasa yang tidak pantas dalam kalimat atau bahkan hanya sekedar GIF dan sticker, segeralah menghapusnya dan meminta maaf.
#3: Timbang sebelum Berbagi
Share with Discretion
Jangan mengirimkan foto atau gambar bugil atau mengepos gambarmu sendiri atau orang lain yang sedang menggunakan alkohol, obat-obatan terlarang atau informasi lain terkait kehidupan privatmu secara daring (online). Mengapa? Sebab begitu gambar atau pernyataan itu kamu kirimkan ke internet, informasi itu akan berada disana selamanya, bisa diakses orang.
Bahkan ketika kamu mencoba untuk menghapus postingan seperti ini kemudian, seringkali sudah terlambat. Sudah banyak kasus dimana postinganmu bisa membuatmu mendatangkan sanksi dari sekolah, tempat kerja atau organisasi yang kamu ikuti, apalagi jika postinganmu bersifat diskriminatif.
Salah satu cara supaya kamu terhindar dari godaan untuk mengepos terlalu banyak informasi pribadi secara online adalah dengan terlebih dahulu bertanya: apakah ini akan membuat masalah antara kamu dengan atasan, orangtua atau anak-anak di masa depan? Jika jawabannya adalah iya, maka jangan ketik atau kirimkan.
Hal yang sama pula berlaku ketika kamu sedang bertelepon di tempat publik. Setiap kali kamu berbicara cukup keras, orang lain bisa nguping. Ini artinya, orang lain yang tidak berkepentingan pun jadinya memiliki akses terhadap informasi pribadi. Maka, jangan membagi secara berlebihan. Don’t overshare.
#4: Jangan Mengabaikan Orang Lain
Ketika kamu diabaikan, kamu akan merasakan emosi negatif bahkan bisa kehilangan kendali. Efek ini terjadi pada laki-laki dan lebih lagi pada wanita.
Jika ada lelucon yang ingin kamu bagikan, kirimkanlah melalui japri (jaringan pribadi). Selain itu, janganlah mengirimkan postingan yang kabur atau tidak jelas ke Facebook, forum atau Instastory karena ini mengesankan bahwa kamu sengaja mengesampingkan mereka dari apapun yang kamu katakan.
Hal yang sama berlaku ketika kamu menertawakan sebuah teks, meme di media sosial atau email ketika ada manusia lain di hadapanmu. Jika kamu memang tidak ingin membagikan apa yang sedang kamu tertawakan kepadanya, simpan untuk nanti.
Prinsip yang sama pentingnya juga harus kamu ingat ketika ingin memasukkan seseorang ke dalam group chatting atau group media sosial. Netiket yang baik mengharuskanmu untuk meminta izin terlebih dahulu kepada yang bersangkutan guna memastikan bahwa mereka setuju dengan tindakanmu.
#5: Pilihlah Teman secara Bijak
Terbuang dari daftar teman seseorang di media sosial bisa terasa sangat menghinakan. Maka, sebelum itu terjadi, pikirkan terlebih dahulu sebelum kamu mengirimkan permintaan pertemaan atau menerima undangan berteman. Jika kamu memang tidak ingin berinteraksi dengan orang tersebut dalam jangka waktu lama, netiket yang baik menganjurkan supaya kita tidak langsung menambahkan mereka sebagai teman.
Misalkan kamu ingin terhubung dengan seorang rekan kerja tanpa menambahkan mereka sebagai teman di Facebook, katakan kepada mereka bahwa kamu hanya menggunakan Facebook untuk teman dekat dan keluarga saja. Kamu bisa menyarankan supaya kalian terhubung di LinkedIn atau situs jejaring profesional lainnya.
Kekecualian dari netiket no 5 adalah jika kamu “berteman” dengan seseorang tetapi seiring berjalannya waktu, terjadi perselisihan diantara kalian. Dalam kasus seperti ini, sangat bisa dipahami jika akhirnya kamu memutuskan pertemanan jika hubungan kalian sudah sulit untuk diperbaiki. Bahkan itu lebih baik sehingga kamu tidak menyiksa dirimu sendiri atau orang yang bersangkutan jika kamu hubungan kalian putus-nyambung di media sosial.
#6: Hormati Privasi Orang Lain
Jangan meneruskan informasi yang dikirimkan kepadamu tanpa mengecek sumber asli pertama terlebih dahulu, sebab sekali kamu mengirimkan informasi yang salah apalagi bohong (sekalipun tidak sengaja), kamu bisa kehilangan kepercayaan selamanya.
Jika hendak meneruskan pesan email ke lebih dari satu orang, lebih baik gunakan fitur BCC (blind carbon copy) dibanding CC (carbon copy). Ini untuk menjaga privasi di antara para penerima emailmu.
Mungkin kamu berfikir “ah, semua kita yang di dunia maya ini kan berteman”, tetapi sadarilah bahwa tidak semua orang yang bersedia data pribadi atau alamat email mereka di-publish ke orang yang tidak mereka kenal.
Hal yang sama berlaku ketika mau mengunggah foto atau video secara publik yang menyertakan orang lain, atau men-tag seseorang.
#7 Cek Fakta sebelum Reposting
Riset tahun 2018 mengindikasikan bahwa di Facebook saja, terjadi lalu lintas misinformasi sejumlah 70 juta setiap bulan. Belum lagi di media sosial lainnya.
Jika kamu tidak yakin dengan fakta di balik sebuah kisah atau postingan media sosial, tanyalah ke teman yang tahu atau tahu caranya untuk mencari tahu. Atau, kamu sendiri melakukan riset di Google untuk menentukan apakah postingan itu benar atau scam belaka.
#8 Jangan Menebar Spam
Spam menunjuk pada berbagai bentuk pesan yang masuk ke akun kita tanpa kita minta (email, teks, atau pesan media sosial).
Hindari menebar spam supaya hubunganmu tetap baik. Jika ingin menyebarkan informasi ke kontakmu, selalu baik untuk bertanya terlebih dahulu sebelum mengirimnya.
#9 Tanggapi Email dan Pesan
Terutama jika berasal dari keluarga atau teman dekat, selalu bersikap responsif. Balaslah email atau pesan dari mereka begitu kamu ada waktu. Jika kamu butuh waktu untuk menanggapi secara lengkap, beritahu mereka.
Bahkan jika pesan ini menyiratkan sesuatu yang tidak ingin kamu campuri atau melibatkan diri, bersikap asertif itu baik. Katakan bahwa kamu tidak tertarik karena jika kamu diamkan saja kamu akan merasa tidak nyaman atau merasa bersalah, dan itu tidak baik.
#10 Perbaharui Status Onlinemu
Jika kamu tidak akan menggunakan sebuah media sosial untuk jangka waktu tertentu, beri tahu ke teman-temanmu.