Saripati Berkat Perkawinan Batak

“Sai tubuma di hamu anak namarbisuk jala naburju marroha” (Kiranya lahirlah anak yang cerdas nan bijak serta baik hati). Itu saja harapan para orang tua Batak zaman dahulu saat memberi “pasu-pasu” dan doa pada pengantin dalam upacara adat.

Tak pernah dikatakan, “Sai tubuma di hamu anak namora jala parpangkat, aha pe diulahon asalma dapot hamoraon dohot huaso.” (Semoga lahir anak yang kelak jadi orang kaya dan punya kekuasaan, apa pun sedia dilakukan demi kekayaan dan kekuasaan).

Tetapi zaman telah berubah.

Orientasi kita Batak perlahan bergeser pula.

Lahirlah para Batak “raja olah”, oportunis, pemuja harta dan kuasa, bahkan tak masalah menghancurkan kampung para leluhur mereka demi uang.

Penulis: Suhunan Situmorang
Facebook Comments

Published by

Donald

A great Big Bang and then it all starts, we have no idea where will it end to ...

Komentar