Notasi Angka Lagu Tradisional Angkola “KIJOM”

 

(Bagian A)

Kijom ale kijom, Kijom ale kijom

Kijom ale dongan ma dongan dongan

Kijom ale kijom, Kijom ale kijom

Kijom ale dongan ma dongan dongan

(Bagian B)

(da) Losung ni pid0li, O dongan dongan, 

Tumbuk salapa indaluna, O dongan dongan

Janjitta nasa doli, O dongan dongan

Tumbuk tu halak do jadina, O dongan dongan

 

Bagian C

Endeng ni endeng situkkol ni dong dong

Ise na di ke nang si -boru na lom lom

(Bagian A)

Siabu ma si galangan
Siambirang laos pahulo
Siamun marsijalangan
Sihambirang mangapus i lu

(Bagian B)

Kijom ale kijom
Kijom ale kijom …
Kijom ale kijom ma dongan dongan

 


Konon, lagu ini adalah salah satu lagu yang digunakan nenek moyang dari daratan Tapanuli Selatan (masyarakat Angkola) pada saat peperangan dahulu untuk melawan musuh-musuh.

Notasi angka di atas sesuai dengan versi kontemporer “Kijom” yang di-cover oleh Sweet Silaen, Raja Syarif Siregar, Yogi Sipayung, Erik Simanjuntak. Lihat videonya disini.

Lirik “Marhasak Pe Galumbang I”

Marhasak pe galumbang i.
Gogo pe nang alogo i.
Tung so mabiar au disi
Sai hulugahon solukki

Manaripari au humaliang
Tu labuan na mansai dao

Sugari pe manongnong au
Diboan arus na doras
Hujou goar ni Tuhan i
Lao manggonggomi tondikki

Songon si Jonas au diramoti
Tu labuan na mansai dao

Dang marlapatan na sa ujungna di na manompa laut i

Sai hulugahon solukki sian galumbang i

Tuhan i do mandongani au di solukki

Arian borngin tongtong do mandongani au

dipatudu dalan na lao situjuanhi

Ai tung jonok do Tuhanku mangurupi au

Dukkon taripar solukki

Sonang ma au … Tuhan

Lirik “Tingak Akan Anak Sakula”

(Intro)

Tuh tingak akan anak sakula
mangat ketun tau barendeng
belum huang kota
ela dia mingat kasusah
ampin Indu Bapa
je asi-asi tulak mantat gita
malan-malanan

(Interlude)

Ewen sana andau balawa
tulak mimbit pisau pahera
Berusaha manggau ongkos balanja
hapa mangirim akan anak sakula

(Interlude)

Tapi buhen ikau huang kota
malah rami bapoya-poya
tege kiriman bara Indu Bapa
hapa manyewa motorsampeda

Kilen nampi tau harati
melai kota cara manyi-manyi
sakaliga takejet salinga buli
mambuka rapot dia mandai

(Interlude)

Ewen sana andau balawa
tulak mimbit pisau pahera
Berusaha manggau ongkos balanja
hapa mangirim akan anak sakula

Tapi buhen ikau huang kota
malah rami bapoya-poya
tege kiriman bara Indu Bapa
hapa manyewa motorsampeda

Kilen nampi tau harati
melai kota cara manyi-manyi
sakali takejet salinga buli
mambuka rapot dia mandai

 

(Vocal)

Tamam gaya jadi huang kota
supa mina bapander habasa
Padahal amun bulik guang huma
kuma behas bolog dengan
luntuh potok nangka
Padahal amun bulik guang huma
kuma behas bolog dengan
luntuh potok nangka


Suatu ketika, di warung kopi, seorang bapak bercanda ke aku. Dia bilang begini.

“Tau nggak kamu? Disini orang suka makan pentol. Saking sukanya, orang sini jual tanah untuk beli pentol. Lalu pendatang jual pentol, lalu beli tanah”

Candaan itu, konon, benar adanya.

Karena benar, yang tadinya aku ketawa, tiba-tiba merasa getir.

Ngomong-ngomong, menurut Marion, selain pentol, kurangnya minat untuk melanjutkan pendidikan adalah penyebab mengapa warga Kalimantan, dengan tanah dan hutan yang luas bisa kekuragan kayu, kaya akan tanah tapi menjadi karyawan di kebun kelapa sawit, kaya akan batubara tetapi listrik PLN masih belum terjangkau ke banyak desa.

Ya udah. Kita simak dulu nasehat ini ya.

“Nih, mengingatkan untuk anak sekolah …

Lirik “Sayang” (Seng Bisa Tahang Lai) Mitha Talahatu

Seng bisa tahan lai
Rasa dihati ini
Mo sambunyi dimana
Biking tersiksa diri sandiri….

Sayang seng ada kabar
Mangapa samua ini

Ale musti disana beta sandiri
Tahan rindu disini

Sayange inga beta ka seng
Rindu beta ka seng

Sayang deng sapa ada
Biking apa dimana

Sayang beta su seng tahang lai
Mau baku dapa deng ale

Hati gelisah beta seng bisa sandiri
Biar jauh sampe di mana sayange..
Bilang skrang beta mo iko se..

Beta seng bisa hidop bagini
Sayange beta cinta se..


Kebetulan ketika menulis ini, Saya sedang LDR. (Iye, gue curhat). Teman-teman yang juga sedang LDR, ini video YouTube-nya. Selamat bergalau ria. Hahaha

Lirik “Mama, Selamat Hari Natal”

(Suara lirik anak perempuan):

Mama,

Aku sayang Mama

Biar Mama jauh, Mama tetap di hati.

Selamat Natal, Mama


 

Waktu demi waktu t’lah berlalu
di setiap langkah hidupku
Ku rindu padamu
Ku ingin bertemu
denganmu oh Mama

Kini Natal telah datang lagi
Semakin kurasa rindu di hati
Inginnya diriku
memeluk dirimu
dan ucapkan salam bagimu

Mama,
Selamat hari Natal
Mama,
damai slalu besertamu

Mama,
Selamat hari Natal,

Walau ku jauh darimu
Namun Yesus putra Natal
S’lalu dekat di sisimu, Mama


Aku kenal seseorang yang pas dengan lagu ini, yaitu kamu.

Selamat Natal Saudaraku di Seluruh Nusantara

Lirik “Nanaku Selamat Natal Indonesia”


Walau terpisah oleh laut dan pulau
Namun dalam Tuhan kita bersaudara
Dalam iman dan percaya kepadaNya
Yesus Juru S’lamat kita

Dari tangannya ada berkat melimpah
Yang terbentang luas di tanah air tercinta
T’rus maju b’ritakan ke s’luruh dunia
Tentang namaNya yang besar

Kita terpisah laut dan pulau
Dan tidak saling bertatap muka
Hanya lewat lagu ini
Nanaku ucapkan

Selamat Natal Saudaraku
Yang ada di tanah Sumatra
Selamat Natal Saudaraku
Yang ada di daratan Jawa

Selamat Natal Saudaraku
Yang ada di Pulau Dewata
Selamat Natal Saudaraku
Di NTB dan Kalimantan

Selamat Natal Saudaraku
Di negri sribu pulau Maluku
Selamat Natal Saudaraku
Yang ada di Sulawesi
Selamat Natal Saudaraku
Yang ada di Maluku Utara
Selamat Natal Saudaraku
Yang ada di Nusa Tenggara Timur

Selamat Natal Saudaraku
Yang ada di Tanah Papua
Selamat Natal Saudaraku
Di pelosok negri ini


Tonton video YouTube-nya disini:

Ni Hao

Hari ini aku terdiam

Menyaksikan hujan yang turun deras

Pikiran mengalir bersama air

Siapa yang masih tertawa di bawah hujan?

 

Sudah tidak adalagi daun-daun yang menari gembira,

Akar-akar terkubur di bawah lantai peradaban yang telah beku

Wajah-wajah kedinginan tidak saling menyapa berlari mencari rumah

Siapa yang masih tertawa dengan secangkir teh dan gorengan bersama tetangga?

 

Angin membawa pikiran ke halaman sekolah.

Masa dimana perempuan berambut terurai

Sekarang semua tertutup oleh tirai kepercayaan

Siapa yang masih melihat keluguan anak-anak?

 

Hujan telah berhenti

Aku melihat banyak orang berjubah ayat

Bertopi kepercayaan

Siapa yang masih bukan manusia suci?

 

Penjara telah penuh

Rumah ibadah penuh

Hati manusia juga penuh

Masih adakah ruang hati untuk sesama?

 

Apakah warna kulit yang berbeda artinya kita manusia berbeda?

Setiap langkah mengarah ke surga

Tetapi mengapa masih banyak yang meminta-minta untuk hidup

Setiap doa terlantun puji-pujian memohon surga

Tetapi caci makimu pada sesama belum berhenti

 

Hujan, bisakah lunturkan semua keangkuhan?

Bahwa kau dan aku cuma tengkorak berbalut kulit dan jubah.

 

 

 

(Oleh: Wang Ai Jia)

Lirik “Deen Assalam” – Nissa Sabyan Gambus

Khoirunnisa “Nisa”

Kalla hadzil ard mataqfii masahah
Lau na’isibila samahah
Wanta’ayasna bihab
Lau tadiqil ardi naskan kalla kolb

Kalla hadzil ard mataqfii masahah
Lau na’isibila samahah
Wanta’ayasna bihab
Lau tadiqil ardi naskan kalla kolb

Abtahiyyat wabsalam
Ansyuru ahlal kalam jainuddin yahtirom
Abmahabbat wabtisam
Ansyuru bainil anam hadahu din assalam

Kalla hadzil ard mataqfii masahah
Lau na’isibila samahah
Wanta’ayasna bihab
Lau tadiqil ardi naskan kalla kolb

Abtahiyyat wabsalam
Ansyuru ahlal kalam jainuddin yahtirom
Abmahabbat wabtisam
Ansyuru bainil anam hadahu din assalam
Din assalam

Abtahiyyat wabsalam
Ansyuru ahlal kalam jainuddin yahtirom
Abmahabbat wabtisam
Ansyuru bainil anam hadahu din assalam

Abtahiyyat wabsalam
Ansyuru ahlal kalam jainuddin yahtirom
Abmahabbat wabtisam
Ansyuru bainil anam hadahu din assalam
Din assalam

Perempuan-perempuan yang Menolak RKUHP Ngawur

 

Photo Source: ArtMarty99

 

Selamat Sore,

Bapak ibu wakil rakyat yang terhormat

Maaf bila mengganggu kenyamanan Anda

Tidak apa-apa, ya?

Biar sore dan mengantuk

Manusia selalu butuh bercerita

Iya, saya berdiri di sini

Memang bermaksud mau bercerita

Bukan demo, tenang saja

Cerita ini tentang Bulan

Seorang gadis remaja

Enam beas tahun usianya

Cantik

Baik hati

Tapi tidak beruntung

Suatu hari, Bulan pernah punya lelaki

“Pacar”, katanya

Tapi saya tidak percaya

Itu bukan pacaran

Itu eksploitasi

Kenapa? Karena lelaki itu umurnya tiga lima

Ada anak

Ada istri

Tapi tak ada otak atau hati

Kenapa tak ada otak?

Karena dia menghamili

Kenapa tak ada hati?

Karena dia lalu lari

Lagu lama? Iya.

Yang disalahkan siapa? Tentu perempuannya.

Yaitu Bulan

Yang tak tahu bahwa bercinta tanpa kondom bisa

bikin hamil

Yang tak sadar bahwa berhubungan satu kali saja

sudah bikin isi

Yang tak paham apa itu penyakit menular seksual

apalagi HIV

Yang tak punya akses pada pengetahuan

Apalagi kontrasepsi

Apalagi otoritas diri

Singkat cerita, Bulan berhenti sekolah

Orangtua marah-marah

Lalu saya tak tahu lagi bagaimana kabarnya

Bapak dan ibu

Saya dengar KUHP kita sedang direvisi

Katanya, besok nanti

Berhubungan kelamin tak menikah

Akan dipenjara

Berapa pun usia pelakunya

Katanya lagi

Mengajari orang tentang kontrasepsi

Akan diciduk polisi

Kalau kamu bukan dokter atau mantri

Saya jadi teringat Bulan

Saya tidak tahu

Apakah di rumah, Bapak Ibu punya putri seusia

Bulan

atau anak-anak lain senasibnya

Akan jadi kriminil!

Sudahlah ditipu lelaki bajingan

Sudahlah tak mendapat pendidikan yang baik

Sudahlah tak ada uang

Sudahlah hamil

Sudahlah berhenti sekolah

Sekarang terancam masuk bui

Katanya karena berzina

Seolah tak ada wakil rakyat yang juga hobi main

lendir di ibukota

Kalau saja Saya punya banyak uang

Saya mau bawa Bulan lari saja

Aborsi di Belanda

Sekolah di Norwegia

Belajar kesehatan reproduksi di Inggris

Di negeri mana saja yang aturannya tidak gila

Sayangnya, Saya bukan orang kaya

Pemerintah kita pun cuma satu

Dan Bulan-bulan yang lain

Mungkin ada lebih dari seribu

Sayangnya.

Seperti dikisahkan dengan penuh haru oleh Akun Twitter @siputriwidi (seorang perempuan, juga tenaga medis) di posting-annya #tolakRKHUPNgawur

Mau bikin group diskusi WA? Identifikasi Kesesatan Logika yang harus dihindari!

Kesesatan Logika


Kesesatan adalah kesalahan yang terjadi dalam aktivitas berpikir karena penyalahgunaan bahasa (verbal) dan/atau relevansi (materi). Kesesatan (fallacia, fallacy) yang dimaksud adalah kesesatan penalaran sebagai lawan dari argumentasi logis. Kesesatan karena ketidaktepatan bahasa antara lain disebabkan oleh pemilihan terminologi yang salah sedangkan ketidaktepatan relevansi bisa disebabkan oleh:

  1. pemilihan premis yang tidak tepat (membuat premis dari proposisi yang salah), atau
  2. proses penyimpulan premis yang tidak tepat (premisnya tidak berhubungan dengan kesimpulan yang akan dicari).

Klasifikasi Kesesatan

Dalam sejarah perkembangan logika terdapat berbagai macam tipe kesesatan dalam penalaran. Walaupun model klasifikasi kesesatan yang dianggap baku hingga saat ini belum disepakati para ahli, mengingat cara bagaimana penalaran manusia mengalami kesesatan sangat bervariasi, namun secara sederhana kesesatan dapat dibedakan dalam dua kategori, yaitu kesesatan formal dan kesesatan material.

Kesesatan formal adalah kesesatan yang dilakukan karena bentuk (forma) penalaran yang tidak tepat atau tidak sahih. Kesesatan ini terjadi karena pelanggaran terhadap prinsip-prinsip logika mengenai term dan proposisi dalam suatu argumen (lihat hukum-hukum silogisme).

Kesesatan material adalah kesesatan yang terutama menyangkut isi (materi) penalaran. Kesesatan ini dapat terjadi karena faktor bahasa (kesesatan bahasa) yang menyebabkan kekeliruan dalam menarik kesimpulan, dan juga dapat teriadi karena memang tidak adanya hubungan logis atau relevansi antara premis dan kesimpulannya (kesesatan relevansi). Setiap kata dalam bahasa memiliki arti tersendiri, dan masing-masing kata itu dalam sebuah kalimat mempunyai arti yang sesuai dengan arti kalimat yang bersangkutan. Maka, meskipun kata yang digunakan itu sama, namun dalam kalimat yang berbeda, kata tersebut dapat bervariasi artinya. Ketidakcermatan dalam menentukan arti kata atau arti kalimat itu dapat menimbulkan kesesatan penalaran.

Kesesatan Bahasa

Setiap kata dalam bahasa memiliki arti tersendiri, dan masing-masing kata dalam sebuah kalimat mempunyai arti yang sesuai dengan keseluruhan arti kalimatnya.

Maka, meskipun kata yang digunakan itu sama, namun dalam kalimat yang berbeda, kata tersebut dapat bervanasi artinya. Ketidakcermatan dalam menentukan arti kata atau arti kalimat itu dapat menimbulkan kesesatan penalaran.

Berikut ini adalah beberapa bentuk kesesatan karena penggunaan bahasa.

Kesesatan Aksentuasi

Pengucapan terhadap kata-kata tertentu perlu diwaspadai karena ada suku kata yang harus diberi tekanan. Perubahan dalam tekanan terhadap suku kata dapat menyebabkan perubahan arti. Karena itu kurangnya perhatian terhadap tekanan ucapan dapat menimbulkan perbedaan arti sehingga penalaran mengalami kesesatan.

Kesesatan Aksentuasi Verbal

Contoh:

  1. Serang (kota) dan serang (tindakan menyerang dalam pertempuran)
  2. Apel (buah) dan apel bendera (menghadiri upacara bendera)
  3. Mental (kejiwaan) dan mental (terpelanting)
  4. Tahu (masakan, makanan) dan tahu (mengetahui sesuatu)
  5. Kesesatan aksentuasi non-verbal
  6. Contoh sebuah iklan:

“Dengan 2,5 juta bisa membawa motor”

Mengapa bahasa dalam iklan ini termasuk kesesatan aksentuasi non-verbal (contoh kasus)? Karena motor ternyata baru bisa dibawa (pulang) tidak hanya dengan uang 2,5 juta tetapi juga dengan menyertakan syarat-syarat lainnya seperti slip gaji, KTP, rekening listrik terakhir dan keterangan surat kepemilikan rumah.

Contoh ungkapan:

“Apa” dan “Ha” memiliki arti yang berbeda-beda bila:

  1. diucapkan dalam keadaan marah
  2. diucapkan dalam keadaan bertanya
  3. diucapkan untuk menjawab panggilan.

Kesesatan Ekuivokasi

Kesesatan ekuivokasi adalah kesesatan yang disebabkan karena satu kata empunyai lebih dari satu arti. Bila dalam suatu penalaran terjadi pergantian arti dari sebuah kata yang sama, maka terjadilah kesesatan penalaran.

Kesesatan Ekuivokasi verbal

Adalah kesesatan ekuivokasi yang terjadi pada pembicaraan dimana bunyi yang sama disalah artikan menjadi dua maksud yang berbeda.

Contoh:

* bisa (dapat) dan bisa (racun ular)“

Contoh 1:

Seorang pasien berkebangsaan Malaysia berjumpa dengan seorang dokter Indonesia. Setelah diperiksa, doktor memberi nasihat, “Ibu perlu menjaga makannya.”

Sang pasien bertanya, “Boleh saya makan ayam?”. Sang dokter menjawab “Bisa.”

Sang pasien bertanya, “Boleh saya makan ikan?”. Sang dokter menjawab “Bisa.”

Sang pasien bertanya, “Boleh saya makan sayur?”. Sang dokter menjawab “Bisa.”

Sang pasien merasa marah lalu membentak “Kalau semua bisa (beracun), apa yang saya hendak makan…..?”

Contoh lain:

teh (tumbuhan, jenis minuman) dan teh (basa sunda – kata imbuhan)

buntut (ekor) dan buntut (anak kecil yang mengikuti kemanapun seorang dewasa pergi)

menjilat (es krim) dan menjilat (ungkapan yang dikenakan pada seseorang yang memuji berlebihan dengan tujuan tertentu)

Kesesatan Ekuivokasi non-verbal

Contoh:

* Menggunakan kain/ pakaian putih-putih berarti orang suci. Di India wanita yang menggunakan kain sari putih-putih umumnya adalah janda

Menggelengkan kepala (berarti tidak setuju), namun di India menggelengkan kepala dari satu sisi ke sisi yang lain menunjukkan kejujuran.

Kesesatan Amfiboli

Kesesatan Amfiboli (gramatikal) adalah kesesatan yang dikarenakan konstruksi kalimat sedemikian rupa sehingga artinya menjadi bercabang. Ini dikarenakan letak sebuah kata atau term tertentu dalam konteks kalimatnya. Akibatnya timbul lebih dari satu penafsiran mengenai maknanya, padalahal hanya satu saja makna yang benar sementara makna yang lain pasti salah.

Contoh:

Dijual kursi bayi tanpa lengan.

Arti 1: Dijual sebuah kursi untuk seorang bayi tanpa lengan.

Arti 2: Dijual sebuah kursi tanpa dudukan lengan khusus untuk bayi.

Penulisan yang benar adalah: Dijual kursi bayi, tanpa lengan kursi.

Contoh lain:

Kucing makan tikus mati.

Arti 1: Kucing makan, lalu tikus mati

Arti 2: Kucing makan tikus lalu kucing tersebut mati

Arti 3: Kucing sedang memakan seekor tikus yang sudah mati.

(Inggris) Panda eat shoots and leaves.

Arti 1: Panda makan, lalu menembak, kemudian pergi.

Arti 2: Seekor panda memakan pucuk bambu dan dedaunan.

Ali mencintai kekasihnya, dan demikian pula saya!

Arti 1: Ali mencintai kekasihnya, dan saya juga mencintai kekasih Ali.

Arti 2: Ali mencintai kekasihnya dan saya juga mencintai kekasih saya

Kesesatan Metaforis

Disebut juga (fallacy of metaphorization) adalah kesesatan yang terjadi karena pencampur-adukkan arti kiasan dan arti sebenarnya. Artinya terdapat unsur persamaan dan sekaligus perbedaan antara kedua arti tersebut. Tetapi bila dalam suatu penalaran arti kiasan disamakan dengan arti sebenarnya maka terjadilah kesesatan metaforis, yang dikenal juga kesesatan karena analogi palsu.

Contoh:

Pemuda adalah tulang punggung negara.

Penjelasan kesesatan: Pemuda disini adalah arti sebenarnya dari orang-orang yang berusia muda, sedangkan tulang punggung adalah arti kiasan karena negara tidak memiliki tubuh biologis dan tidak memiliki tulang punggung layaknya mahluk vertebrata.

Pencampur adukan anti sebenarnya dan anti kiasan dari suatu kata atau ungkapan ini sering kali disengaja seperti yang terjadi dalam dunia lawak Kesesatan metaforis ini dikenal pula dengan nama kesesatan karena analogi palsu.

Lelucon dibawah ini adalah contoh dari kesesatan metaforis:

Pembicara 1: Binatang apa yang haram?

Pembicara 2: Babi

P 1: Binatang apa yang lebih haram dari binatang yang haram?

P 2: ?

P 1: Babi hamil! Karena mengandung babi. Nah, sekarang binatang apa yang paling haram? Lebih haram daripada babi hamil?

P 2: ?

P 1: Babi hamil di luar nikah! Karena anak babinya anak haram..

Kesesatan Relevansi

Kesesatan Relevansi adalah sesat pikir yang terjadi karena argumentasi yang diberikan tidak tertuju kepada persoalan yang sesungguhnya tetapi terarah kepada kondisi pribadi dan karakteristik personal seseorang (lawan bicara) yang sebenarnya tidak relevan untuk kebenaran atau kekeliruan isi argumennya.

Kesesatan ini timbul apabila orang menarik kesimpulan yang tidak relevan dengan premis nya. Artinya secara logis kesimpulan tersebut tidak terkandung dalam/ atau tidak merupakan implikasi dari premisnya.

Jadi penalaran yang mengandung kesesatan relevansi tidak menampakkan adanya hubungan logis antara premis dan kesimpulan, walaupun secara psikologis menampakkan adanya hubungan – namun kesan akan adannya hubungan secara psikologis ini sering kali membuat orang terkecoh.

Argumentum ad Hominem Tipe I

Argumentum ad Hominem Tipe I adalah argumen diarahkan untuk menyerang manusianya secara langsung. Penerapan argumen ini dapat menggambarkan tindak pelecehan terhadap pribadi individu yang menyatakan sebuah argumen.

Hal ini keliru karena ukuran logika dihubungkan dengan kondisi pribadi dan karakteristik personal seseorang yang sebenarnya tidak relevan untuk kebenaran atau kekeliruan isi argumennya.

Argumen ini juga dapat menggambarkan aspek penilaian psikologis terhadap pribadi seseorang. Hal ini dapat terjadi karena perkbedaan pandangan.

Ukuran logika (pembenaran) pada sesat pikir argumentum ad hominem jenis ini adalah kondisi pribadi dan karakteristik personal yang melibatkan: gender, fisik, sifat, dan psikologi.

Contoh 1:

Tidak diminta mengganti bohlam (bola lampu) karena seseorang itu pendek.

Kesesatan: tingkat keberhasilan pergantian sebuah bola lampu dengan menggunakan alat bantu tangga tidak tergantung dari tinggi/ pendeknya seseorang.

Contoh 2:

Seorang juri lomba menyanyi memilih kandidat yang cantik sebagai pemenang, bukan karena suaranya yang bagus tetapi karena parasnya yang lebih cantik dibandingkan dengan kandidat lainnya, walaupun suara kandidat lain ada yang lebih bagus

Argumentum ad Hominem Tipe II

Berbeda dari argumentum ad hominem Tipe I, ad hominem Tipe II menitikberatkan pada perhubungan antara keyakinan seseorang dan lingkungan hidupnya. Pada umumnya ad hominem Tipe II menunjukkan pola pikir yang diarahkan pada pengutamaan kepentingan pribadi, sebagai contoh: suka-tidak suka, kepentingan kelompok-bukan kelompok, dan hal-hal yang berkaitan dengan SARA.

Contoh 3:

Pembicara G: Saya tidak setuju dengan apa yang Pembicara S katakan karena ia bukan orang Islam

Kesesatan: ketidak setujuan bukan karena hasil penalaran dari argumentasi, tetapi karena lawan bicara berbeda agama.

Bila ada dua orang yang terlibat dalam sebuah konflik atau perdebatan, ada kemungkinan masing-masing pihak tidak dapat menemukan titik temu dikarenakan mereka tidak mengetahui apakah argumen masing-masing itu benar atau keliru. Hal ini terjadi ketika masing-masing pihak beragumen atas dasar titik tolak dari ruang lingkup yang berbeda satu sama lain.

Contoh 4:

Argumentasi apakah Isa adalah Tuhan Yesus (Kristen) ataukah seorang nabi (Islam).

Ini adalah sebuah contoh argumentasi yang tidak akan menemukan titik temu karena berangkat dari keyakinan dan ilmu agama yang berbeda

Contoh 5:

Dosen yang tidak meluluskan mahasiswanya karena mahasiswanya berasal dari suku yang ia tidak suka dan sering protes di kelas, bukan karena prestasi akademiknya yang buruk.

Argumentum ad hominem Tipe I dan II adalah argumentasi-argumentasi yang mengarah kepada hal-hal negatif dan biasanya melibatkan emosi.

Argumentum ad baculum

Argumentum ad baculum (latin: baculus berarti tongkat atau pentungan) adalah argumen ancaman mendesak orang untuk menerima suatu konklusi tertentu dengan alasan bahwa jika ia menolak akan membawa akibat yang tidak diinginkan.
Argumentum ad baculum banyak digunakan oleh orang tua agar anaknya menurut pada apa yang diperintahkan, contoh menakut-nakuti anak kecil:

Bila tidak mau mandi nanti didatangi oleh wewe gombel (sejenis hantu yang mengerikan).

Argumen ini dikenal juga dengan argumen ancaman yang merupakan pernyataan atau keadaan yang mendesak orang untuk menerima suatu konklusi tertentu dengan alasan jika menolak akan membawa akibat yang tidak diinginkan.

Contoh argumentum ad baculum:

Seorang anak yang belajar bukan karena ia ingin lebih pintar tetapi karena kalau ia tidak terlihat sedang belajar, ibunya akan datang dan mencubitnya.

Pengendara motor yang berhenti pada lampu merah bukan karena ia menaati peraturan tetapi karena ada polisi yang mengawasi dan ia takut ditilang.

Pegawai bagian penawaran yang berbohong kepada pembeli agar produk yang ia jual laku, karena ia takut dipecat bila ia tidak melakukan penjualan.

Jenis argumentum ad baculum yang juga dapat terjadi adalah mengajukan gagasan (yang seringkali bersifat tuntutan) agar didengar dan dipenuhi oleh pihak penguasa, namun gagasan itu didasari oleh penalaran yang samasekali irasional dan argumen yag dikemukakan tidak memperlihatkan hubungan logis antara premis dan kesimpulannya.

Penolakan mahasiswa akan skripsi sebagai syarat kelulusan dengan alasan skripsi mahal dan menjadi “akal-akalan” dosen.

Argumentum ad misericordiam

(Latin: misericordia artinya belas kasihan) adalah sesat pikir yang sengaja diarahkan untuk membangkitkan rasa belas kasihan lawan bicara dengan tujuan untuk memperoleh pengampunan/ keinginan.

Contoh:

Pengemis yang membawa anak bayi tanpa celana dan digeletakkan tidur di trotoar.

Pencuri motor yang beralasan bahwa ia miskin dan tidak bisa membeli sandang dan pangan.

Argumentum ad populum

(Latin: populus berarti rakyat atau massa) Argumentum ad populum adalah argumen yang menilai bahwa sesuatu pernyataan adalah benar karena diamini oleh banyak orang.

Contoh:
Satu juta orang Indonesia menggunakan jasa layanan seluler X, maka sudah pasti itu layanan yang bagus.
Semua orang yang saya kenal bersikap pro Presiden. Maka saya juga tidak akan mengkritik Presiden.
Mana mungkin agama yang saya anut salah, lihat saja jumlah penganutnya paling banyak di muka bumi.

Argumentum auctoritatis

(Latin: auctoritas berarti kewibawaan) adalah sesat pikir dimana nilai penalaran ditentukan oleh keahlian atau kewibawaan orang yang mengemukakannya. Jadi suatu gagasan diterima sebagai gagasan yang benar hanya karena gagasan tersebut dikemukakan oleh seorang yang sudah terkenal karena keahliannya.

Sikap semacam ini mengandaikan bahwa kebenaran bukan sesuatu yang berdiri sendiri (otonom), dan bukan berdasarkan penalaran sebagaimana mestinya, melainkan tergantung dari siapa yang mengatakannya (kewibawaan seseorang).

Argumentasi ini mirip dengan argumentum ad hominem, bedanya dalam argumentum ad hominem yang menjadi acuan adalah pribadi orang yang menyampaikan gagasan (dilihat dari disenangi/ tidak disenangi), maka dalam argumentum auctoritatis ini dilihat dari siapa (posisinya dalam masyarakat/ keahliannya/ kewibawaannya) yang mengemukakan.

Contoh:

Apa yang dikatakan ulama A pada kampanye itu pasti benar.

Apa yang dikatakan pastor B dalam iklan itu pasti benar.

Apa yang dikatakan Habib pasti benar.

Apa yang dikatakan pak dokter pasti benar.

“Saya yakin apa yang dikatakan dia adalah baik dan benar karena dia adalah seorang pemimpin yang brilian, seorang tokoh yang sangat dihormati, dan seorang dokter yang jenius”

Appeal To Emotion

Appeal to Emotion adalah argumentasi yang diberikan dengan sengaja tidak terarah kepada persoalan yang sesungguhnya tetapi dibuat sedemikian rupa untuk menarik respon emosi si lawan bicara. Respon emosi bisa berupa rasa malu, takut, bangga, atau sebagainya.

Contoh 1:

Pembicara G: Saya merasa aneh mengapa Pejabat X tidak setuju dengan program kesejahteraan

Pembicara S: Mana mungkin orang baik seperti dia salah. Lihat saja kedermawanannya di masyarakat.

Contoh 2:
“Pemuda yang baik dan budi luhur, sudah semestinya turut serta berdemonstrasi!”

Contoh 3:

“Pejabat Bank Indonesia dituduh korupsi, tetapi lihatlah, anaknya mengajukan pembelaan sambil berurai air mata.”

lgnoratio elenchi

Ignoratio elenchi adalah kesesatan yang terjadi saat seseorang menarik kesimpulan yang tidak relevan dengan premisnya. Loncatan dari premis ke kesimpulan semacam ini umum dilatarbelakangi prasangka, emosi, dan perasaan subyektif. Ignoratio elenchi juga dikenal sebagai kesesatan “red herring”.

Contoh:

Kasus pembunuhan umat minoritas difokuskan pada agamanya, bukan pada tindak kekerasannya.

Seorang pejabat berbuat dermawan; sudah pasti dia tidak tulus/mencari muka.

Saya tidak percaya aktivis mahasiswa yang naik mobil pribadi ke kampus.

Sia-sia bicara politik kalau mengurus keluarga saja tidak becus.

Argumentum ad ignoratiam

Adalah kesesatan yang terjadi dalam suatu pernyataan yang dinyatakan benar karena kesalahannya tidak terbukti salah, atau mengatakan sesuatu itu salah karena kebenarannya tidak terbukti ada.

Contoh 1:

Saya belum pernah lihat Tuhan, setan, dan hantu; sudah pasti mereka tidak ada.

Contoh 2:
Karena tidak ada yang berdemonstrasi, saya anggap semua masyarakat setuju kenaikan BBM.

Contoh 3:

Diamnya pemerintah atas tuduhan konspirasi, berarti sama saja menjawab “ya”. (padahal belum tentu).

Pernyataan diatas merupakan sesat pikir karena belum tentu bila seseorang tidak mengetahui sesuatu itu ada/ tidak bukan berarti sesuatu itu benar-benar tidak ada.

Petitio principii

Aristoteles dalam Prior Analytics menulis mengenai petitio principii. Adalah kesesatan yang terjadi dalam kesimpulan atau pernyataan pembenaran dimana didalamnya premis digunakan sebagai kesimpulan dan sebaliknya, kesimpulan dijadikan premis. Sehingga meskipun rumusan (teks/ kalimat) yang digunakan berbeda, sebetulnya sama maknanya.

Contoh:

“Belajar logika berarti mempelajari cara berpikir tepat, karena di dalam berpikir tepat ada logika.. ”

Guru: “Kelas dimulai jam 7:30 kenapa kamu datang jam 8:30?”

Murid: “Ya, karena saya terlambat..”

Kesesatan petitio principii juga dikenal karena pernyataan berupa pengulangan prinsip dengan prinsip.

Kesesatan non causa pro causa (post hoc ergo propter hoc/ false cause)

Kesesatan yang dilakukan karena penarikan penyimpulan sebab-akibat dari apa yang terjadi sebelumnya adalah penyebab sesungguhnya suatu kejadian berdasarkan dua peristiwa yang terjadi secara berurutan. Orang lalu cenderung berkesimpulan bahwa peristiwa pertama merupakan penyeab bagi peristiwa kedua, atau peristiwa kedua adalah akiat dari peristiwa pertama – padahal urutan waktu saja tidak dengan sendirinya menunjukkan hubungan sebab-akibat.

Kesesatan ini dikenal pula dengan nama kesesatan post-hoc ergo propter hoc (sesudahnya maka karenanya)

Contoh:

Seorang pemuda setelah diketahui baru putus cinta dengan pacarnya, esoknya sakit. Tetangganya menyimpulkan bahwa sang pemuda sakit karena baru putus cinta.

Kesesatan: Padahal diagnosa dokter adalah si pemuda terkena radang paru-paru karena kebiasaannya merokok tanpa henti sejak sepuluh tahun yang lalu.

Kesesatan aksidensi

Adalah kesesatan penalaran yang dilakukan oleh seseorang bila ia memaksakan aturan-aturan/ cara-cara yang bersifat umum pada suatu keadaan atau situasi yang bersifat aksidental; yaitu situasi yang bersifat kebetulan, tidak seharusnya ada atau tidak mutlak.

Contoh:

Gula baik karena gula adalah sumber energi, maka gula juga baik untuk penderita diabetes.

Orang yang makan banyak daging akan menjadi kuat dan sehat, karena itu vegetarian juga seharusnya makan banyak daging supaya sehat.

Kesesatan karena komposisi dan divisi

Kesesatan karena komposisi terjadi bila seseorang berpijak pada anggapan bahwa apa yang benar (berlaku) bagi individu atau beberapa individu dari suatu kelompok tertentu pasti juga benar (berlaku) bagi seluruh kelompok secara kolektif.

Contoh:

Badu ditilang oleh polisi lalu lintas di sekitar jalan Sudirman dan Thamrin dan polisi itu meminta uang sebesar Rp. 100.000 bila Badu tidak ingin ditilang, maka semua polisi lalu lintas di sekitar jalan sudirman dan thamrin adalah pasti pelaku pemalakan.

Maulana Kusuma anggota KPU sekaligus dosen kriminologi di UI melakukan korupsi, maka seluruh anggota KPU yang juga dosen di UI pasti koruptor.

Kesesatan karena divisi terjadi bila seseorang beranggapan bahwa apa yang benar (berlaku) bagi seluru kelompok secara kolektif pasti juga benar (berlaku) bagi individu-individu dalam kelompok tersebut.

Contoh 1:

Banyak pejabat pemerintahan korupsi. Pak Sagala adalah kepala desa kami, maka Pak Sagala juga korupsi.

Contoh 2: Umumnya pasangan artis-artis yang baru menikah pasti lalu bercerai.

Dona Agnesia dan Darius adalah pasangan artis yang baru menikah, pasti sebentar lagi mereka bercerai.

Kesesatan karena pertanyaan yang kompleks.

Kesesatan ini bersumber pada pertanyaan yang sering kali disusun sedemikian rupa sehingga sepintas tampak sebagai pertanyaan yang sederhana, namun sebetulnya bersifat kompleks. Jika diterapkan dalam kehidpan sehari-hari maksud dari kesesatan ini adalah karena pertanyaan yang diajukan sangat kompleks, bukan hanya pertanyaan yang memerlukan jawaban ya atau tidak. Contoh pertanyaan sederhana, dengan pertanyaan ya atau tidak

Contoh:

“Apakah kamu yang mengambil majalahku? … Jawab ya atau tidak ”

Pertanyaan ini sulit dijawab hanya dengan ya dan tidak, apalagi bila yang ditanya merasa tidak pernah mengambilnya.


Entah Anda sebagai anggota, moderator atau admin di sebuah group Whatsapp, pengetahuan akan jenis-jenis kesesatan ini akan membantu Anda untuk semakin bijaksana menanggapi setiap komentar atau tautan informasi yang dibagikan di dalam group.

Sejatinya, hal ini juga berlaku dalam hampir setiap diskusi entah itu dalam group , entah online (Google Plus, Line, Facebook, Telegram, dan lain-lain) maupun diskusi tatap muka.


Diolah dari artikel Wikipedia tentang Kesesatan